Menlu Kang: Indonesia berada di pusat "New Southern Policy" Korea
8 April 2019 16:57 WIB
Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kang Kyung-Wha menyatakan bahwa Indonesia menjadi pusat Kebijakan Baru ke Arah Selatan (New Southern Policy) yang digagas Presiden Moon Jae-in.( ANTARA Photo)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kang Kyung-Wha menyatakan bahwa Indonesia menjadi pusat Kebijakan Baru ke Arah Selatan (New Southern Policy) yang digagas Presiden Moon Jae-in.
Kebijakan yang diumumkan pemerintah Korsel tahun lalu ini bertujuan mengurangi ketergantungan negara tersebut kepada Amerika Serikat, China, Jepang, dan Rusia yang selama ini menjadi fokus kebijakan luar negeri Korsel dengan memperluas hubungan dengan negara-negara Asia Tenggara serta India.
“Kebijakan Baru ke Arah Selatan ini adalah jangkar bagi pemerintah kami untuk memperluas hubungan yang kami miliki dengan negara-negara ASEAN, di mana Indonesia berada di pusatnya dan menjadi mitra yang mutlak,” kata Menlu Kang saat menyampaikan pernyataan pers bersama Menlu RI Retno Marsudi usai Sidang Komisi Bersama (JCM) ke-3 RI-Korsel di Jakarta, Senin.
Minat Korsel kepada ASEAN dibuktikan oleh status negara tersebut sebagai mitra dagang dan investasi terkemuka, sekaligus kekuatan regional yang cukup penting di kawasan.
Di Indonesia, misalnya, Korsel menempati posisi keenam sebagai investor terbesar dengan total investasi mencapai 7 miliar dolar AS, yang direalisasikan melalui 11.261 proyeknya di Tanah Air selama lima tahun terakhir.
Kerja sama yang dikembangkan di bawah Kebijakan Baru ke Arah Selatan juga mulai menunjukkan hasil nyata dengan jumlah kunjungan wisatawan antarnegara ASEAN dan Korsel yang telah melampaui 10 juta tahun lalu, dan perdagangan bilateral yang mencatat rekor 160 miliar dolar AS.
Kerja sama ini, menurut Menlu Kang, akan diperluas ke berbagai bidang diantaranya teknologi informasi dan komunikasi, energi, transportasi, dan industri pertahanan.
Menlu Kang juga menyebutkan bahwa tahun ini, Korsel akan menjadi tuan rumah Pertemuan Tingkat Tinggi Peringatan 30 Tahun Kemitraan ASEAN-Korsel, yang diselenggarakan di Busan pada November mendatang.
“Ini akan menjadi acara diplomatik terbesar yang diselenggarakan pemerintah kami tahun ini, sebagai tonggak untuk Kebijakan Baru ke Arah Selatan,” tutur menlu perempuan pertama Korsel itu.
Kebijakan yang diumumkan pemerintah Korsel tahun lalu ini bertujuan mengurangi ketergantungan negara tersebut kepada Amerika Serikat, China, Jepang, dan Rusia yang selama ini menjadi fokus kebijakan luar negeri Korsel dengan memperluas hubungan dengan negara-negara Asia Tenggara serta India.
“Kebijakan Baru ke Arah Selatan ini adalah jangkar bagi pemerintah kami untuk memperluas hubungan yang kami miliki dengan negara-negara ASEAN, di mana Indonesia berada di pusatnya dan menjadi mitra yang mutlak,” kata Menlu Kang saat menyampaikan pernyataan pers bersama Menlu RI Retno Marsudi usai Sidang Komisi Bersama (JCM) ke-3 RI-Korsel di Jakarta, Senin.
Minat Korsel kepada ASEAN dibuktikan oleh status negara tersebut sebagai mitra dagang dan investasi terkemuka, sekaligus kekuatan regional yang cukup penting di kawasan.
Di Indonesia, misalnya, Korsel menempati posisi keenam sebagai investor terbesar dengan total investasi mencapai 7 miliar dolar AS, yang direalisasikan melalui 11.261 proyeknya di Tanah Air selama lima tahun terakhir.
Kerja sama yang dikembangkan di bawah Kebijakan Baru ke Arah Selatan juga mulai menunjukkan hasil nyata dengan jumlah kunjungan wisatawan antarnegara ASEAN dan Korsel yang telah melampaui 10 juta tahun lalu, dan perdagangan bilateral yang mencatat rekor 160 miliar dolar AS.
Kerja sama ini, menurut Menlu Kang, akan diperluas ke berbagai bidang diantaranya teknologi informasi dan komunikasi, energi, transportasi, dan industri pertahanan.
Menlu Kang juga menyebutkan bahwa tahun ini, Korsel akan menjadi tuan rumah Pertemuan Tingkat Tinggi Peringatan 30 Tahun Kemitraan ASEAN-Korsel, yang diselenggarakan di Busan pada November mendatang.
“Ini akan menjadi acara diplomatik terbesar yang diselenggarakan pemerintah kami tahun ini, sebagai tonggak untuk Kebijakan Baru ke Arah Selatan,” tutur menlu perempuan pertama Korsel itu.
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Eliswan Azly
Copyright © ANTARA 2019
Tags: