BKKBN siapkan Rp1,3 miliar untuk cegah stunting di Papua
8 April 2019 15:48 WIB
Anak-anak pengungsi banjir bandang Sentani bermain di bukit di sekitar tenda darurat yang didirikan di Bukit Harapan, Sentani, Jaya Pura, Papua, Rabu (20/3/2019). (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Biak (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyiapkan dana Rp1,3 miliar untuk mendukung upaya pencegahan dan penanganan stunting, masalah gizi kronis yang menyebabkan gangguan pertumbuhan yang membuat anak bertubuh kerdil, di wilayah Provinsi Papua.
"Ada 22 kabupaten/kota di Provinsi Papua, (masing-masing) mendapatkan dana penanganan stunting dengan besaran Rp60 juta," kata Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Dwi Listyawardani di Biak, Senin.
Ia menjelaskan upaya-upaya seperti pemenuhan kebutuhan gizi ibu hamil dan bayi serta penerapan pola asuh yang baik penting untuk mencegah stunting, karenanya BKKBN berusaha meningkatkan kemampuan pengasuhan orangtua lewat program Bina Keluarga Balita (BKB).
"Segala sesuatu yang terjadi pada masa 1.000 hari pertama fase kehidupan menjadi faktor penentu kualitas kehidupan anak agar tidak terkena stunting," kata Dwi, didampingi Kepala BKKBN Papua Carles Brabar.
"BKB dikembangkan oleh BKKBN untuk meningkatkan kemampuan pengasuhan orangtua dan keluarga anak, khususnya anak usia di bawah enam tahun," ia menambahkan.
Dwi juga menekankan pentingnya pelibatan banyak sektor dalam upaya mencegah dan menangani masalah gizi yang menyebabkan kekerdilan pada anak.
"Ada 22 kabupaten/kota di Provinsi Papua, (masing-masing) mendapatkan dana penanganan stunting dengan besaran Rp60 juta," kata Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Dwi Listyawardani di Biak, Senin.
Ia menjelaskan upaya-upaya seperti pemenuhan kebutuhan gizi ibu hamil dan bayi serta penerapan pola asuh yang baik penting untuk mencegah stunting, karenanya BKKBN berusaha meningkatkan kemampuan pengasuhan orangtua lewat program Bina Keluarga Balita (BKB).
"Segala sesuatu yang terjadi pada masa 1.000 hari pertama fase kehidupan menjadi faktor penentu kualitas kehidupan anak agar tidak terkena stunting," kata Dwi, didampingi Kepala BKKBN Papua Carles Brabar.
"BKB dikembangkan oleh BKKBN untuk meningkatkan kemampuan pengasuhan orangtua dan keluarga anak, khususnya anak usia di bawah enam tahun," ia menambahkan.
Dwi juga menekankan pentingnya pelibatan banyak sektor dalam upaya mencegah dan menangani masalah gizi yang menyebabkan kekerdilan pada anak.
Pewarta: Muhsidin
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019
Tags: