Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengingatkan agar tahapan Pemilu 2019 tidak dikotori oleh berbagai intimidasi yang dilakukan oleh elite-elite tertentu.

"Jangan dikotori dengan berbagai intimidasi sebagai mana dilakukan oleh elite-elite tertentu untuk melakukan 'people power', itu tidak akan diterima oleh rakyat Indonesia yang cinta damai," kata Hasto saat menghadiri rangkaian kampanye akbar PDIP di Bandarlampung, Lampung, Minggu.

Lebih lanjut, Hasto menyatakan bahwa seharusnya tahapan Pemilu 2019 ini dihormati oleh semua pihak dengan baik. "Karena itu mari kita hormati pemilu ini dengan baik sebagai hak rakyat untuk menentukan pemimpinnya," ucap Hasto.

Terkait kampanye akbar di Lampung, ia menyatakan bahwa itu bagian untuk mengawal kemenangan pasangan nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin.

"Kami mengawal jalan kemenangan bagi pasangan Pak Jokowi-KH Ma'ruf Amin karena berdasarkan survei elektoral, Pak Jokowi-KH Ma'ruf Amin setelah debat yang terakhir terus meningkat dengan selisih di atas 20 persen. Demikian pula PDIP, tidak ada satupun lembaga survei yang tidak menempatkan PDIP sebagai pemenang pemilu," ujar Hasto.

Namun, kata dia, pihaknya tetap mempercayakan sepenuhnya kepada rakyat untuk memilih nantinya pada 17 April mendatang.

"Tetapi kami percayakan sepenuhnya kepada rakyat, tugas kami adalah berada di tengah rakyat memastikan jalan kemenangan itu," tutur dia.

Pada Pilpres 2014 di Provinsi Lampung, Jokowi yang saat itu berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK) unggul perolehan suara atas pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Saat itu, Jokowi-JK memperoleh 2.299.889 suara atau 53,07 persen. Sedangkan Prabowo Hatta memperoleh 2.033.924 suara atau 46,93 persen.

Pilpres 2019 diikuti dua pasangan calon, yaitu nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin dan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.