Aksi dua juta tanda tangan di GBK tuntut penghapusan DPT invalid
7 April 2019 01:28 WIB
Sejumlah pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menandatangi spanduk gerakan dua juta tanda tangan tuntut Komisi Pemilihan Umum hapus daftar pemilih tetap (DPT) ganda, yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (7/4). (Fathur Rochman)
Jakarta (ANTARA) - Aksi gerakan dua juta tanda tangan digelar di sekitar area Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (6/4) malam, menuntut Komisi Pemilihan Umum (KPU) membatalkan serta menghapus daftar pemilih tetap (DPT) yang invalid ataupun ganda pada pemilihan umum serentak 17 April 2019.
Aksi tersebut digagas oleh kelompok pendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bernama Satgas Rekat Militan, menjelang kampanye akbar yang akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu.
"Ini agar sampai ke KPU, kami minta DPT yang invalid maupun ganda dihapuskan," ujar salah seorang relawan Satgas Rekat Militan, Erpin, di SUGBK, Senayan, Jakarta, Minggu dini hari.
Menurut Erpin, berdasarkan data yang kelompoknya himpun dari berbagai sumber, saat ini setidaknya terdapat 17,5 juta DPT invalid ataupun ganda di seluruh Indonesia.
Dia dan kelompoknya berharap KPU segera melakukan tindakan nyata untuk menghapus DPT invalid dan ganda tersebut agar pemilu serentak yang akan berlangsung kurang dari dua minggu lagi dapat berjalan bersih, jujur dan adil.
Selain penghapusan DPT invalid dan ganda, gerakan dua juta tanda tangan itu juga menuntut diusirnya warga negara asing (WNA) ilegal yang saat ini ada di Indonesia.
Dalam spanduk yang terbentang, tertulis bahwa tuntutan tersebut dimaksudkan guna mencegah para WNA ilegal melakukan pencoblosan pada pemilu serentak.
"Tolak warga asing ilegal ikut nyoblos," sebagaimana tertulis dalam spanduk.
Erpin mengatakan, pihaknya telah menyediakan enam buah spanduk besar, masing-masing memiliki panjang 50 meter yang telah diletakkan di sejumlah titik di GBK.
Berdasarkan pantauan Antara, spanduk-spanduk itu telah penuh diisi oleh tanda tangan para pendukung pasangan Prabowo-Sandi yang telah datang sejak Sabtu malam (6/4).
Tim Panitia Kampanye Akbar Prabowo-Sandi mengklaim sekitar 1 juta orang akan memadati GBK untuk menghadiri acara kampanye akbar Prabowo-Sandi.
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Suhendra Ratu Prawiranegara meyakini jumlah pendukung Prabowo-Sandiaga yang datang akan melebihi perkiraan tersebut.
Adapun Pemilihan Presiden 2019 diikuti oleh dua pasang calon. Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin serta pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Baca juga: Kampanye Akbar Prabowo-Sandi diklaim Bakal Dihadiri 1 Juta Orang
Baca juga: Massa Prabowo-Sandi "nge-jam" sebelum kampanye akbar
Aksi tersebut digagas oleh kelompok pendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bernama Satgas Rekat Militan, menjelang kampanye akbar yang akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu.
"Ini agar sampai ke KPU, kami minta DPT yang invalid maupun ganda dihapuskan," ujar salah seorang relawan Satgas Rekat Militan, Erpin, di SUGBK, Senayan, Jakarta, Minggu dini hari.
Menurut Erpin, berdasarkan data yang kelompoknya himpun dari berbagai sumber, saat ini setidaknya terdapat 17,5 juta DPT invalid ataupun ganda di seluruh Indonesia.
Dia dan kelompoknya berharap KPU segera melakukan tindakan nyata untuk menghapus DPT invalid dan ganda tersebut agar pemilu serentak yang akan berlangsung kurang dari dua minggu lagi dapat berjalan bersih, jujur dan adil.
Selain penghapusan DPT invalid dan ganda, gerakan dua juta tanda tangan itu juga menuntut diusirnya warga negara asing (WNA) ilegal yang saat ini ada di Indonesia.
Dalam spanduk yang terbentang, tertulis bahwa tuntutan tersebut dimaksudkan guna mencegah para WNA ilegal melakukan pencoblosan pada pemilu serentak.
"Tolak warga asing ilegal ikut nyoblos," sebagaimana tertulis dalam spanduk.
Erpin mengatakan, pihaknya telah menyediakan enam buah spanduk besar, masing-masing memiliki panjang 50 meter yang telah diletakkan di sejumlah titik di GBK.
Berdasarkan pantauan Antara, spanduk-spanduk itu telah penuh diisi oleh tanda tangan para pendukung pasangan Prabowo-Sandi yang telah datang sejak Sabtu malam (6/4).
Tim Panitia Kampanye Akbar Prabowo-Sandi mengklaim sekitar 1 juta orang akan memadati GBK untuk menghadiri acara kampanye akbar Prabowo-Sandi.
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Suhendra Ratu Prawiranegara meyakini jumlah pendukung Prabowo-Sandiaga yang datang akan melebihi perkiraan tersebut.
Adapun Pemilihan Presiden 2019 diikuti oleh dua pasang calon. Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin serta pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Baca juga: Kampanye Akbar Prabowo-Sandi diklaim Bakal Dihadiri 1 Juta Orang
Baca juga: Massa Prabowo-Sandi "nge-jam" sebelum kampanye akbar
Pewarta: Fathur Rochman/Michael Siahaan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: