Tiga guguran lava pijar diluncurkan Gunung Merapi
6 April 2019 10:22 WIB
Gunung Merapi menyemburkan awan panas terlihat dari Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (2/3/2019). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi menyatakan pada Sabtu 2 Maret 2019, Gunung Merapi tercatat mengeluarkan sembilan kali awan panas dengan jarak luncur maksimum dua km ke arah Kali Gendol, sementara itu status gunung tersebut masih dalam level II atau waspada. ANTARA FOTO/Ranto Kresek/aww. (.)
Yogyakarta (ANTARA) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah meluncurkan tiga kali guguran lava pijar dalam enam jam pengamatan mulai 00.00 WIB sampai 06.00 WIB pada Sabtu.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam pernyataan resminya menyebutkan tiga guguran lava pijar selama periode periode tersebut memiliki jarak luncur maksimum 950 meter yang mengarah ke hulu Kali Gendol.
Selain guguran lava, pada periode tercatat 7 kali gempa guguran dengan amplitudo 2 hingga 70 mm selama 30.3 hingga 95.7 detik, dan 1 kali gempa fase banyak dengan amplitudo 12 mm selama 13.6 detik.
Hasil pengamatan visual menunjukkan asap kawah Merapi teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 25 meter di atas puncak kawah. Angin di gunung itu bertiup lemah ke arah barat daya dan barat. Suhu udaranya 17.6-20.9 derajat Celsius dan kelembapan udaranya 72-98 persen dan tekanan udara 568.7-709.2 mmHg.
Hingga saat ini BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Sehubungan semakin jauhnya jarak luncur awan panas guguran Merapi, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan.
Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi atau kantor BPPTKG, atau melalui media sosial BPPTKG.
Baca juga: Gunung Merapi meluncurkan guguran lava pijar ke Kali Gendol
Baca juga: Guguran lava pijar Merapi menarik perhatian wisatawan
Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam pernyataan resminya menyebutkan tiga guguran lava pijar selama periode periode tersebut memiliki jarak luncur maksimum 950 meter yang mengarah ke hulu Kali Gendol.
Selain guguran lava, pada periode tercatat 7 kali gempa guguran dengan amplitudo 2 hingga 70 mm selama 30.3 hingga 95.7 detik, dan 1 kali gempa fase banyak dengan amplitudo 12 mm selama 13.6 detik.
Hasil pengamatan visual menunjukkan asap kawah Merapi teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 25 meter di atas puncak kawah. Angin di gunung itu bertiup lemah ke arah barat daya dan barat. Suhu udaranya 17.6-20.9 derajat Celsius dan kelembapan udaranya 72-98 persen dan tekanan udara 568.7-709.2 mmHg.
Hingga saat ini BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Sehubungan semakin jauhnya jarak luncur awan panas guguran Merapi, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan.
Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi atau kantor BPPTKG, atau melalui media sosial BPPTKG.
Baca juga: Gunung Merapi meluncurkan guguran lava pijar ke Kali Gendol
Baca juga: Guguran lava pijar Merapi menarik perhatian wisatawan
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: