Harare (ANTARA) - Perserikatan Bangsa-Bangsa meminta para donor pada Jumat untuk menyediakan bantuan tambahan senilai 60 juta dolar AS (sekitar Rp847,7 miliar) guna membantu Zimbabwe agar pulih setelah kawasan-kawasan di bagian timurnya dilanda topan bulan lalu.

Badai itu membanjiri kawasan lahan yang luas hingga menimbulkan krisis kemanusiaan akibat kemarau yang sebelumnya terjadi. Topan menewaskan sedikitnya 268 orang di negara Afrika bagian selatan itu dan ratusan lagi di negara-negara tetangganya, Mozambik dan Malawi.

"Seruan bantuan kemanusiaan yang sudah direvisi bertujuan menanggapi kebutuhan kemanusiaan rakyat di Zimbabwe yang meningkat akibat kemarau hingga memengaruhi situasi ekonomi dan ditambah lagi dengan bencana Topan Idai yang baru terjadi," kata Bishow Parajuli, koordinator PBB di Harare.

Permintaan tersebut menaikkan bantuan bagi Zimbabwe saat ini menjadi 294 juta dolar.

Rakyat Zimbabwe juga menghadapi krisis ekonomi - harga-harga bahan pokok seperti gula, minyak goreng dan beras telah meningkat sebanyak 60 persen sejak Februari. Keadaan itu memicu kemarahan terhadap pemerintahan Presiden Emmerson Mnangagwa.

Sedikitnya 20.000 pengungsi di Zimbabwe terkena dampak Topan Tropis Idai, kata beberapa pejabat PBB pada Minggu (31/3).

Wakil Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) di Zimbabwe Robert Tibagwa berbicara di Harare selama penyerahan 80 ton metrik barang yang disumbangkan kepada Pemerintah Zimbabwe.

"Kami menghadapi 20.000 pengungsi dan pencari suaka di Kamp Pengungsi Tongogara di dekat perbatasan Zimbabwe yang terdampak. Sebanyak 5.300 di antara mereka sangat terdampak sementara 1.060 rumah rusak," kata Tibagwa, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu..

Kamp Pengungsi Tongogara, yang terletak di dekat perbatasan dengan Mozambik, berada di pinggir kota kecil Chipinge, yang rusak parah akibat depresi tropis itu. Topan mematikan tersebut meninggalkan jejak kerusakan.

Pencari suaka dan pengungsi dari Mozambik, Rwanda, Republik Demokratik Kongo dan Somalia ditampung di Kamp Tongogara.

Tibagwa menambahkan prasarana air dan kebersihan menjadi rusak dan WC terendam air. Sementara itu, sumur bor dipenuhi air sehingga terjadi pencemaran pasokan air minum.

Sebanyak 90.000 orang di sembilan distrik terpaksa mengungsi, terutama mereka yang tinggal di bagian timur negeri tersebut. Lebih dari 200 orang meninggal sementara tak kurang dari 300 orang lagi hilang dan sebanyak 250.000 orang terdampak.

UNHCR adalah bagian dari tim kemanusiaan yang bekerja sama secara erat dengan Pemerintah Zimbabwe guna memastikan orang menerima bantuan dan perlindungan dari bermacam risiko dan bahaya.

Sumber: Reuters

Baca juga: Korban Topan Idai mencapai 746 jiwa