Sidoarjo (ANTARA) - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas tetap akan melibatkan unsur lainnya seperti TNI atau Polri dalam membantu evakuasi dan juga pertolongan terhadap korban musibah, menyusul minimnya jumlah petugas yang ada di lapangan.

Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito mengatakan, untuk mengatasi kekurangan petugas di lapangan, pihaknya tetap melibatkan TNI atau Polri, BNP, swasta, termasuk pramuka.

"Kami tetap menggandeng unsur lainnya, termasuk di dalamnya TNI Polri," ujarnya saat melakukan kunjungan kerja ke kantor Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Surabaya di Juanda, Sidoarjo, Jumat.

Ia mengemukakan, untuk penambahan petugas memang diperlukan, tetapi itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar, karena harus melewati beberapa tahapan.

"Penambahan ini melalui proses yang tidak sebentar. Saya kira cukup memakan waktu. Dengan melewati pendidikan dan rekrutmen yang telah dilaksanakan," tambahnya.

Ia menyebutkan, dalam kunjungan itu pihaknya ingin meninjau daerah bagaimana petugas, peralatan, kemampuan operasi dan apa halangan ataupun capaian SAR di Surabaya.

"Ibu kota Jawa Timur ini, telah menjadi penghubung antara wilayah Barat dan Timur, sehingga lalu lintas laut dan udara sangat padat. Termasuk juga dengan kunjungan wisatawan yang terus bertambah, membutuhkan kesiapan personel dan peralatan prima," jelasnya.

Dari laporan yang diterima, kata dia untuk kantor di Surabaya ini memang membutuhkan sebuah jenis kapal lebih besar untuk bisa angkut petugas lebih banyak.

"Saat ini, Badan Pertolongan dan Pencarian Surabaya memiliki empat kapal, di antaranya satu 'Rescue Boat' yang difungsikan sebagai sarana angkut "rescuer'. Kapal ini memiliki ukuran 36 meter, dan kini sedang bersandar di dermaga Distrik Navigasi Tanjung Perak Surabaya," terangnya.