Jakarta (ANTARA) - Investor saham dinilai cenderung lebih berhati-hati menjelang hari pencoblosan pemilihan umum (pemilu) dan pemilihan presiden (pilpres) yang akan digelar pada 17 April 2019 mendatang sehingga pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun diperkirakan akan relatif landai.

"Untuk pergerakan IHSG menjelang pemilu, menurut saya akan cenderung sideways karena investor akan lebih hati-hati menunggu pemenang pilpres," kata Analis Indopremier Sekuritas Mino di Jakarta, Jumat.

Mino menuturkan sejak akhir Januari 2019 indeks cenderung bergerak datar (sideways) dan kemungkinan hingga hari H pemilu nanti tidak akan ada perubahan tren.

Dibandingkan dengan pemilu 2014 lalu, IHSG justru menurun jelang pelaksanaan pemilu dan kembali meningkat setelah pemilu selesai.

Usai pemilihan presiden (pilpres) 2014 di mana Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) dinyatakan menang sebagai presiden dan wakil presiden terpilih, pasar langsung merespon positif karena program-program Jokowi-JK saat itu dinilai propasar seperti pencabutan subsidi bahan bakar dan pembangunan infrastruktur.

"Nah sekarang kalau yang menang Jokowi, responnya mungkin tidak jauh berbeda karena kebijakannya sama, tapi intensitas responnya mungkin tidak semasif dulu. Kalau yang menang Prabowo. saya pikir ada waktu tunggu untuk pasar merespons, karena narasi yang dibangun agak tidak propasar, contohnya tidak mau impor, tidak mau berhutang untuk bangun infrastruktur," ujar Mino.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto juga mengatakan hal yang senada. Apabila Jokowi-Ma'ruf Amin memang, IHSG akan langsung menguat. Sedangkan jika Prabowo-Sandi yang menang, pelaku pasar akan cenderung menunggu.

"Investor masih akan wait and see menunggu program kerjanya. Jika bagus dan menguntungkan, maka pada akhirnya IHSG akan naik juga. Namun dalam masa wait and see tersebut, IHSG berpotensi melemah terbatas," ujar William.

Menurut William, kondisi jelang hari pencoblosan memang berpengaruh besar terhadap pergerakan saham, di mana IHSG tidak bisa mengikuti kenaikan bursa saham Asia karena pasar Indonesia masih menanti hasil pemilu. Ia menilai IHSG trennya menurun, namun memang lebih landai sehingga terasa seperti datar.

"Setiap kali akan naik, pasti tertahan dan diturunkan lagi. Sudah terjadi sejak bulan lalu," katanya.

Baca juga: Analis: Rupiah bergerak cenderung stabil jelang hari H pemilu

Baca juga: Kurs rupiah menguat jelang rilis data pekerja AS

Baca juga: Harga emas turun tertekan penguatan dolar dan kenaikan ekuitas