Kemendikbud : permainan tradisional harus dilestarikan
4 April 2019 18:35 WIB
Sejumlah mitra pengemudi ojek daring Gojek bersama keluarga mengikuti kompetisi permainan tradisional gerobak sodor dalam Festival Olahraga Mitra Gojek di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (23/3/2019). ANTARA FOTO/Aji Styawan/pd. (ANTARA FOTO/AJI STYAWAN)
Jakarta (ANTARA) - Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (PCBM) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Drs Fitra Arda M Hum mengatakan permainan tradisional harus dilestarikan pada era modern saat ini.
"Pelestarian permainan tradisional ini sangat penting, agar generasi berikutnya tahu mengenai mainan apa saja yang ada di Indonesia," ujar Fitra dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Oleh karena itu, Kemendikbud berupaya mengembalikan roh permainan tradisional tersebut di tengah-tengah masyarakat modern. Permainan tradisional tersebut dilestarikan melalui Pekan Kebudayaan Nasional (PKN).
Fitra menjelaskan bahwa PKN itu merupakan tindak lanjut dari Kongres Kebudayaan yang telah dilaksanakan pada 2018.
"Kami juga berharap kegiatan seperti ini menjadi bagian pendidikan karakter dan dilaksanakan di kabupaten dan kota lain," tambah dia,
Dalam PKN yang diselenggarakan di Tasikmalaya pada 25 Maret lalu, terdapat 12 permainan tradisional yang ditampilkan salah satunya adalah jajangkungan, Prepet Jengkol, Serodot Galpok dan sebagainya.
"Kita wajib melestarikannya, dikarenakan banyak nilai kebaikan yang tercermin dari permainan tersebut. Permainan itu tidak hanya menumbuhkan rasa kebahagian, kekompakan atau kebersamaaan dan juga tumbuh nilai pendidikannya," ujar Bupati Tasikmalaya, Ade Sugianto.
Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) menjadi media interaksi budaya serta memberi ruang akses kepada publik untuk terlibat dalam pelindungan, pengembangan, serta pemanfaatan kekayaan budaya.
Baca juga: Siswa lomba permainan tradisonal di ajang Fitolympic
Baca juga: Museum Siginjei Jambi akan gelar lomba permainan tradisional
Baca juga: WIKA lestarikan permainan tradisional lewat WIKAlympic
"Pelestarian permainan tradisional ini sangat penting, agar generasi berikutnya tahu mengenai mainan apa saja yang ada di Indonesia," ujar Fitra dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Oleh karena itu, Kemendikbud berupaya mengembalikan roh permainan tradisional tersebut di tengah-tengah masyarakat modern. Permainan tradisional tersebut dilestarikan melalui Pekan Kebudayaan Nasional (PKN).
Fitra menjelaskan bahwa PKN itu merupakan tindak lanjut dari Kongres Kebudayaan yang telah dilaksanakan pada 2018.
"Kami juga berharap kegiatan seperti ini menjadi bagian pendidikan karakter dan dilaksanakan di kabupaten dan kota lain," tambah dia,
Dalam PKN yang diselenggarakan di Tasikmalaya pada 25 Maret lalu, terdapat 12 permainan tradisional yang ditampilkan salah satunya adalah jajangkungan, Prepet Jengkol, Serodot Galpok dan sebagainya.
"Kita wajib melestarikannya, dikarenakan banyak nilai kebaikan yang tercermin dari permainan tersebut. Permainan itu tidak hanya menumbuhkan rasa kebahagian, kekompakan atau kebersamaaan dan juga tumbuh nilai pendidikannya," ujar Bupati Tasikmalaya, Ade Sugianto.
Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) menjadi media interaksi budaya serta memberi ruang akses kepada publik untuk terlibat dalam pelindungan, pengembangan, serta pemanfaatan kekayaan budaya.
Baca juga: Siswa lomba permainan tradisonal di ajang Fitolympic
Baca juga: Museum Siginjei Jambi akan gelar lomba permainan tradisional
Baca juga: WIKA lestarikan permainan tradisional lewat WIKAlympic
Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: