Festival Kopi Palembang digelar di kantor dagang peninggalan Belanda
4 April 2019 13:39 WIB
Gedung Jacobsen Van Den Berg di Palembang yang akan digunakan sebagai tempat pelaksanaan Festival Kopi Palembang "Musi Coffee Culture", 5-7 April 2019. (Antara News Sumsel/Aziz Munajar/19)
Palembang (ANTARA) - Festival kopi "Musi Coffee Culture" yang diselenggarakan Komunitas Kopi Palembang akan digelar di salah satu bangunan tertua di kota tersebut yakni gedung kantor dagang peninggalan Belanda "Jacobsen Van Den Berg", 5-7 April 2019.
Ketua Komunitas Kopi Palembang Kuri di Palembang, Kamis, mengatakan, dipilihnya gedung bersejarah Kantor Dagang Jacobsen Van Den Berg di Jalan Depaten Baru Nomor 32 Kelurahan 28 Ilir Kecamatan Ilir Barat II Kota Palembang ini karena pada era kolonial menjadi lokasi perdagangan internasional komoditas ekspor kopi.
Seperti diketahui, kopi asal Sumsel terutama dari Pagaralam menjadi salah satu kopi yang paling dicari di dunia pada masa itu.
"Kemarin (3/4), gedung sudah dibersihkan bersama kurang lebih 20 komunitas kopi di Palembang," kata dia.
Gedung bersejarah ini dibangun sekitar tahun 1800-an ini saat ini di bawah wewenang PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Cabang Palembang. Seperti diketahui, gedung ini sudah ditinggalkan Belanda pada 1960-an.
"Sejak saat itu gedung ini tidak pernah dibuka, baru pada festival kopi nanti dibuka untuk umum," kata dia.
Kuri melanjutkan, melalui Festival Kopi 'Musi Cofee Culture' ini diharapkan dapat menggugah para pemangku kepentingan untuk menjadikan gedung berusia 100 tahun lebih ini sebagai destinasi wisata baru.
Ketua Pelaksana Festival Kopi Suwandi Hermawan menambahkan Gedung Jacobsen Van Den Berg yang sudah masuk cagar budaya ini sangat cocok dengan konsep festival kopi.
Dalam festival kopi ini, panitia juga mengadakan seminar, edukasi kopi, pameran foto dan ragam kegiatan menarik lainnya.
"Kami berharap selepas festival kopi, Gedung Jacobsen tetap bisa dibuka untuk umum," kata dia.
Pengamat sejarah Kemas Ari Panji menerangkan Kantor Dagang Jacobsen Van Den Berg pada masanya memiliki jaringan bisnis internasional yang kuat, mulai dari New York, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Buenos Aires, Montevideo, Singapura, Kuala Lumpur, Penang, Hongkong, Tokyo, Osaka, Kobe, Sydney, Melbourne, Brisbane dan Batavia (Jakarta).
Sebelumnya, Palembang dikenal sebagai penyuplai kopi arabika terbaik dunia yang berasal dari dataran tinggi Sumatera Selatan seperti Pagaralam, Lahat, Ogan Komering Ulu Selatan dan Semendo.
Gedung Jacobsen ini menjadi tempat administrasi dalam kegiatan eskpor-impor serta memiliki posisi strategis dalam perekonomian di dunia ketika itu. Tak heran, di kawasan Depaten ini banyak gedung-gedung berarsitektur Belanda dengan ukuran yang relatif besar.
Baca juga: Pagaralam Optimalkan Pengembangan Stek Pacu Produksi Kopi
Baca juga: Stasiun LRT Palembang diharap sediakan kedai kopi
Baca juga: Peluang bisnis kopi Palembang menjanjikan
Ketua Komunitas Kopi Palembang Kuri di Palembang, Kamis, mengatakan, dipilihnya gedung bersejarah Kantor Dagang Jacobsen Van Den Berg di Jalan Depaten Baru Nomor 32 Kelurahan 28 Ilir Kecamatan Ilir Barat II Kota Palembang ini karena pada era kolonial menjadi lokasi perdagangan internasional komoditas ekspor kopi.
Seperti diketahui, kopi asal Sumsel terutama dari Pagaralam menjadi salah satu kopi yang paling dicari di dunia pada masa itu.
"Kemarin (3/4), gedung sudah dibersihkan bersama kurang lebih 20 komunitas kopi di Palembang," kata dia.
Gedung bersejarah ini dibangun sekitar tahun 1800-an ini saat ini di bawah wewenang PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Cabang Palembang. Seperti diketahui, gedung ini sudah ditinggalkan Belanda pada 1960-an.
"Sejak saat itu gedung ini tidak pernah dibuka, baru pada festival kopi nanti dibuka untuk umum," kata dia.
Kuri melanjutkan, melalui Festival Kopi 'Musi Cofee Culture' ini diharapkan dapat menggugah para pemangku kepentingan untuk menjadikan gedung berusia 100 tahun lebih ini sebagai destinasi wisata baru.
Ketua Pelaksana Festival Kopi Suwandi Hermawan menambahkan Gedung Jacobsen Van Den Berg yang sudah masuk cagar budaya ini sangat cocok dengan konsep festival kopi.
Dalam festival kopi ini, panitia juga mengadakan seminar, edukasi kopi, pameran foto dan ragam kegiatan menarik lainnya.
"Kami berharap selepas festival kopi, Gedung Jacobsen tetap bisa dibuka untuk umum," kata dia.
Pengamat sejarah Kemas Ari Panji menerangkan Kantor Dagang Jacobsen Van Den Berg pada masanya memiliki jaringan bisnis internasional yang kuat, mulai dari New York, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Buenos Aires, Montevideo, Singapura, Kuala Lumpur, Penang, Hongkong, Tokyo, Osaka, Kobe, Sydney, Melbourne, Brisbane dan Batavia (Jakarta).
Sebelumnya, Palembang dikenal sebagai penyuplai kopi arabika terbaik dunia yang berasal dari dataran tinggi Sumatera Selatan seperti Pagaralam, Lahat, Ogan Komering Ulu Selatan dan Semendo.
Gedung Jacobsen ini menjadi tempat administrasi dalam kegiatan eskpor-impor serta memiliki posisi strategis dalam perekonomian di dunia ketika itu. Tak heran, di kawasan Depaten ini banyak gedung-gedung berarsitektur Belanda dengan ukuran yang relatif besar.
Baca juga: Pagaralam Optimalkan Pengembangan Stek Pacu Produksi Kopi
Baca juga: Stasiun LRT Palembang diharap sediakan kedai kopi
Baca juga: Peluang bisnis kopi Palembang menjanjikan
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: