Tripoli, Libya (ANTARA) - Dewan Presiden Libya pada Rabu (3/4) mengumumkan kesiapan militer, setelah pasukan yang setia kepada Jenderal Khalifa Haftar digelar di bagian barat negeri tersebut.

Di dalam satu pernyataan, Ketua Dewan Kepresidenan Fayez As-Sarraj mengatakan instruksi dikeluarkan dan pengerahan semua personel keamanan dan militer diumumkan untuk menangkal setiap serangan.

Tak ada penyelesaian militer bagi krisis tersebut, kata As-Sarraj. Ia menambahkan perang tidak membawa apa-apa bagi negara itu selain kerusakan dan gangguan terhadap rakyat.

Haftar pada Rabu dilaporkan memerintahkan pengerahan pasukannya ke beberapa bagian barat negeri itu dengan pandangan untuk "mengerahkan mereka ke kubu dan kelompok teror".

Pernyataan tersebut tidak menyebutkan lokasi pasti tempat pasukan itu dilaporkan akan ditempatkan.

Tindakan itu dilakukan di tengah peningkatan spekulasi bahwa pasukan pro-Haftar berencana memasuki Ibu Kota Libya, Tripoli, tempat pemerintah persatuan Libya --yang didukung PBB-- bermarkas.

Libya telah diguncang kerusuhan sejak 2011, ketika aksi perlawanan berdarah dukungan NATO mengakibatkan tergulingnya dan terbunuhnya presiden Muammar Gaddafi setelah empat dasawarsa ia berkuasa.

Sejak itu, perpecahan politik di Libya telah menghasilkan dua kursi pemerintah yang bertikai: satu di Kota Al-Bayda di bagian timur negeri tersebut --yang berafiliasi kepada Haftar, dan satu lagi di Tripoli.

Sumber: Anadolu Agency

Baca juga: PM Tripoli: Libya gelar pemilu akhir tahun
Baca juga: Utusan Turki: Itikad politik diperlukan untuk selesaian krisis Libya