Menlu: Iran tak menaruh harapan pada Eropa
4 April 2019 09:50 WIB
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif berbicara dalam acara jumpa pers bersama Menteri Luar Negeri Irak Mohamed Ali Alhakim di Baghdad, Irak, 10/3/2019. (REUTERS/KHALID AL-MOUSILY)
Teheran (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan Iran tak pernah menaruh harapan pada Eropa.
Zarif menekankan bahwa selama beberapa tahun belakangan ini Iran telah melakukan kunjungan ke negara tetangga, yang menjadi mitra lamanya seperti Rusia, China, Turki dan Irak.
Ia mengeluarkan pernyataan tersebut saat berbicara dalam satu wawancara dengan jejaring Khamenei.ir di sela-sela pertemuan Pemimpin Spiritual Revolusi Islam Sayyid Ali Khamenei dengan sekelompok pejabat pemerintah dan duta besar negara Islam untuk Teheran pada Rabu (3/4).
Saat menjawab pertanyaan mengenai pernyataan Pemimpin Spiritual Iran mengenai kesepakatan nuklir, yang mengatakan, "Eropa praktis telah meninggalkan JCPOA (kesepakatan nuklir Iran, red)", Zarif mengatakan Eropa menganggap JCPOA sebagai prestasi dari sejak awal tapi mereka barangkali tidak cukup kuat untuk mempertahankannya dan menghadapi sanksi.
"Tentu saja, Eropa tidak memiliki cukup kemampuan untuk bangkit menentang sanksi AS," tambah Zarif.
Mereka melakukan upaya tapi, sebagaimana dikatakan Pemimpin Spiritual Iran, itu tidak cukup dan bahkan dalam beberapa kasus upaya tersebut menunjukkan ketidaksiapan mereka untuk membayar apa yang mereka klaim bahwa kesepakatan itu memuat kepentingan strategis buat mereka, kata menteri luar negeri Iran tersebut.
Sejak awal pemerintah Iran saat ini dan terutama setelah penarikan diri AS dari kesepakatan nuklir dengan Iran, makin banyak perhatian telah diberikan pada negara-negara itu yang mendukung Iran pada masa sulit.
Presiden AS Donald Trump pada 8 Mei 2018 mengumumkan Amerika keluar dari JCPOA, tindakan yang dikutuk oleh pihak-pihak lain dalam kesepakatan 2015 itu dan merusak misi mereka untuk mempertahankan kesepakatan internasional bersejarah tersebut.
Sumber: IRNA - Oran
Baca juga: Iran sebut mekanisme perdagangan baru Eropa sebagai langkah awal
Baca juga: Teheran inginkan Eropa ambil tindakan mengenai perjanjian nuklir
Zarif menekankan bahwa selama beberapa tahun belakangan ini Iran telah melakukan kunjungan ke negara tetangga, yang menjadi mitra lamanya seperti Rusia, China, Turki dan Irak.
Ia mengeluarkan pernyataan tersebut saat berbicara dalam satu wawancara dengan jejaring Khamenei.ir di sela-sela pertemuan Pemimpin Spiritual Revolusi Islam Sayyid Ali Khamenei dengan sekelompok pejabat pemerintah dan duta besar negara Islam untuk Teheran pada Rabu (3/4).
Saat menjawab pertanyaan mengenai pernyataan Pemimpin Spiritual Iran mengenai kesepakatan nuklir, yang mengatakan, "Eropa praktis telah meninggalkan JCPOA (kesepakatan nuklir Iran, red)", Zarif mengatakan Eropa menganggap JCPOA sebagai prestasi dari sejak awal tapi mereka barangkali tidak cukup kuat untuk mempertahankannya dan menghadapi sanksi.
"Tentu saja, Eropa tidak memiliki cukup kemampuan untuk bangkit menentang sanksi AS," tambah Zarif.
Mereka melakukan upaya tapi, sebagaimana dikatakan Pemimpin Spiritual Iran, itu tidak cukup dan bahkan dalam beberapa kasus upaya tersebut menunjukkan ketidaksiapan mereka untuk membayar apa yang mereka klaim bahwa kesepakatan itu memuat kepentingan strategis buat mereka, kata menteri luar negeri Iran tersebut.
Sejak awal pemerintah Iran saat ini dan terutama setelah penarikan diri AS dari kesepakatan nuklir dengan Iran, makin banyak perhatian telah diberikan pada negara-negara itu yang mendukung Iran pada masa sulit.
Presiden AS Donald Trump pada 8 Mei 2018 mengumumkan Amerika keluar dari JCPOA, tindakan yang dikutuk oleh pihak-pihak lain dalam kesepakatan 2015 itu dan merusak misi mereka untuk mempertahankan kesepakatan internasional bersejarah tersebut.
Sumber: IRNA - Oran
Baca juga: Iran sebut mekanisme perdagangan baru Eropa sebagai langkah awal
Baca juga: Teheran inginkan Eropa ambil tindakan mengenai perjanjian nuklir
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019
Tags: