Yogyakarta (ANTARA) - Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah mengalami enam kali gempa guguran dalam enam jam pengamatan mulai 00.00 WIB sampai 06.00 WIB pada Kamis menurut Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam pernyataan resminya menyebutkan enam gempa guguran selama periode periode tersebut amplitudonya 8-55 mm dengan durasi 32-78 detik.
Hasil pengamatan visual menunjukkan kawah Merapi tidak berasap. Angin di gunung itu bertiup lemah ke arah barat. Suhu udaranya 17.6-20.3 derajat Celsius dan kelembaban udaranya 75-91 persen dan tekanan udara 568-709 mmHg.
BPPTKG tidak mengamati adanya guguran lava selama periode pengamatan Rabu (3/4) pukul 18.00 WIB sampai Kamis pukul 06.00 WIB.
Hingga saat ini BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Sehubungan semakin jauhnya jarak luncur awan panas guguran Merapi, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan.
Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi atau kantor BPPTKG, atau memantau media sosial BPPTKG.
Baca juga:
Antisipasi bencana Gunung Merapi, DIY perkuat "Desa Bersaudara"
Guguran lava pijar Gunung Merapi meluncur ke Kali Gendol
Gunung Merapi alami enam kali gempa guguran
4 April 2019 09:33 WIB
Warga melintasi jalanan di lereng Gunung Merapi di Balerante, Klaten, Jawa Tengah, Senin (18/2/2019). (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019
Tags: