ABL
Bos CLS meradang usai timnya kalah di menit-menit akhir
3 April 2019 23:52 WIB
Pebasket BTN CLS Knights Indonesia, Wong Wei Long (kiri), berjibaku untuk menggiring bola melewati hadangan pemain Saigon Heat Corey Cilia dalam laga kedua perempat final ABL di CIS Arena, Ho Chi Minh City, Vietnam, Rabu (3/4/2019). (ANTARA/HO/CLS Knights)
Jakarta (ANTARA) - Managing Partner BTN CLS Knights Indonesia, Christopher Tanuwidjaja, meradang setelah timnya kalah dengan skor 81-86 melawan Saigon Heat dalam laga kedua perempat final ABL di CIS Arena, Ho Chi Minh City, Vietnam, Rabu malam.
Terlebih lagi, CLS kalah dengan cara paling menyesakkan yakni memegang keunggulan 81-76 pada sisa waktu dua menit 32 detik namun sejak itu gagal mencetak angka tambahan kendati memiliki banyak kesempatan.
"Kita main tanpa hati," kata Christopher pendek dalam keterangan kepada wartawan yang diterima di Jakarta selepas laga.
"Terlalu banyak kesalahan atau blunder sendiri," ujar dia menambahkan.
Pria yang akrab disapa Itop itu patut berang, mengingat para pemain CLS sepanjang laga banyak membiarkan emosi mereka terpancing permainan lawan, hingga Heat memperoleh 26 lemparan bebas yang 21 di antaranya membuahkan poin.
Di sisi lain, ketika dalam keadaan tertekan 81-83, meski memperoleh kesempatan dua lemparan bebas Maxie Esho gagal menceploskan satu poin pun.
Baca juga: Takluk di markas Heat, CLS butuh laga ketiga untuk tiket semifinal
Sementara itu, pelatih kepala Bryan Rowsom menilai timnya terlalu memberikan kemudahan bagi Heat untuk melakukan penetrasi ke area pertahanan mereka.
Hal itu, harus diubah jika CLS ingin mencapai babak semifinal.
"Kami harus memperbaiki pertahanan. Malam ini kami membiarkan mereka dengan mudah melakukan penetrasi," kata Rowsom.
"Juga, di lima menit terakhir kami hampir tidak melakukan rebound sama sekali," ujarnya menambahkan.
Evaluasi-evaluasi tersebut tentu penting bagi Rowsom untuk merumuskan strategi terbaik jelang laga ketiga perempat final yang harus digelar karena kedudukan saat ini imbang 1-1.
CLS bakal menjamu Heat di GOR Kertajaya, Surabaya, pada Minggu (7/4) mendatang.
Baca juga: Bekuk Dreamers, Mono Vampire tim pertama lolos ke semifinal
Terlebih lagi, CLS kalah dengan cara paling menyesakkan yakni memegang keunggulan 81-76 pada sisa waktu dua menit 32 detik namun sejak itu gagal mencetak angka tambahan kendati memiliki banyak kesempatan.
"Kita main tanpa hati," kata Christopher pendek dalam keterangan kepada wartawan yang diterima di Jakarta selepas laga.
"Terlalu banyak kesalahan atau blunder sendiri," ujar dia menambahkan.
Pria yang akrab disapa Itop itu patut berang, mengingat para pemain CLS sepanjang laga banyak membiarkan emosi mereka terpancing permainan lawan, hingga Heat memperoleh 26 lemparan bebas yang 21 di antaranya membuahkan poin.
Di sisi lain, ketika dalam keadaan tertekan 81-83, meski memperoleh kesempatan dua lemparan bebas Maxie Esho gagal menceploskan satu poin pun.
Baca juga: Takluk di markas Heat, CLS butuh laga ketiga untuk tiket semifinal
Sementara itu, pelatih kepala Bryan Rowsom menilai timnya terlalu memberikan kemudahan bagi Heat untuk melakukan penetrasi ke area pertahanan mereka.
Hal itu, harus diubah jika CLS ingin mencapai babak semifinal.
"Kami harus memperbaiki pertahanan. Malam ini kami membiarkan mereka dengan mudah melakukan penetrasi," kata Rowsom.
"Juga, di lima menit terakhir kami hampir tidak melakukan rebound sama sekali," ujarnya menambahkan.
Evaluasi-evaluasi tersebut tentu penting bagi Rowsom untuk merumuskan strategi terbaik jelang laga ketiga perempat final yang harus digelar karena kedudukan saat ini imbang 1-1.
CLS bakal menjamu Heat di GOR Kertajaya, Surabaya, pada Minggu (7/4) mendatang.
Baca juga: Bekuk Dreamers, Mono Vampire tim pertama lolos ke semifinal
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2019
Tags: