Sukoharjo (ANTARA) - Presiden Joko Widodo saat menghadiri peringatan Isra mi'raj berpesan agar perbedaan yang ada jangan menjadikan sumber keretakan dalam kerukunan bermasyarakat dan berbangsa.

Presiden mengatakan Indonesia yang merupakan negara besar memiliki 17 ribu pilau, 714 suku, dan 1.100 bahasa.

"Perbedaan-perbedaan itu jangan menjadikan kita ini tidak seperti saudara lagi. Ini sudah sunatullah, hukum Allah, menjadikan kita berbeda-beda," kata Presiden dalam sambutannya pada acara peringatan Isra Mi'raj tingkat kenegaraan 2019 di GOR Pandawa, Solo Baru, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu malam.

Kepala Negara juga mengingatkan di tahun politik seperti saat ini perbedaan akan semakin meruncing karena urusan politik, seperti pilihan bupati, wali kota, gubernur, dan pemilihan presiden.

"Saya ingin mengingatkan jangan sampai karena peristiwa politik kita lupa bahwa kita saudara, kita lupa menjaga ukhuwah karena urusan politik," katanya.

Presiden mengatakan kondisi ini banyak terjadi di daerah sehingga menyebabkan antartetangga tidak saling sapa karena urusan beda pilihan.

"Antartetangga tidak saling sapa karena beda pilihan bupati, antarkampung gak saling sapa karena urusan gubernur. Di dalam majelis taklim gak saling omong karena pilpres. Inilah yang harus kita jaga sekali lagi. Ukhuwah kita, persaudaraan kita," kata Jokowi.

Jokowi memang mengakui banyak pihak mudah sekali terbawa oleh urusan politik yang membuat keretakan kerukunan bermasyarakat.

"Apalagi sekarang ini semuanya sudah merasa seperti politikus semua. Nggak di warung kopi, di warung bakso, semuanya sudah kadang-kadang melebihi politikus," kata Jokowi.

Untuk itu, Presiden berharap dalam peringatan Isra Mi'raj ini membuat kehidupan dalam berbangsa menjadi lebih baik dan bisa menjaga ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathoniyah, ukhuwah insaniyah dan ukhuwah basariyah.

Sementara Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam sambutannya mengakui bahwa saat ini lebih sulit menjaga kerukunan karena adanya media sosial.

Lukman berharap Isra Mi'raj ini bisa mendorong masyarakat kembali menjaga ukhuwahnya dan kembali menjadi optimis dalam berbangsa.

Dalam peringatan Isra Mi'raj ini, Presiden yang mengenakan baju koko putih dan berpeci hitam didampingi oleh Ibu Negara Iriana Jokowi serta cucunya, Jan Ethes.

Sementara Menteri Kabinet Kerja, selain Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, tampak hadir Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.

Sedangkan pejabat daerah yang hadir adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya.

Dalam acara ini juga diisi uraian hikmah Isra Mi'raj Nabi Muhammadiyah SAW oleh Pimpinan Pondok Pesantren Al Muayyad KH Dian Nafi'. (*)