Kaltim anggarkan Rp90 miliar untuk program beasiswa
3 April 2019 10:39 WIB
Gubernur Kaltim, Isran Noor, memberi orasi ilmiah dihadapan 1,538 wisudawan gelombang 1 dan orangtua yang memenuhi GOR 27 September Unmul, Sabtu (30/3/2019). (Arumanto)
Samarinda (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah menyiapkan anggaran sebesar Rp90 miliar untuk program Beasiswa Kaltim Tuntas (BKT) khusus tahun ajaran 2019/2020.
Gubernur Kaltim Isran Noor, di Samarinda, Selasa, anggaran tersebut akan dibagi ke dalam dua jenis beasiswa yaitu untuk pembiayaan tuntas dan stimulan
"Tahun ini hanya Rp90 miliar. Rp32 miliar untuk menyelesaikan yang sudah ada, seperti yang ke Rusia dan Australia, dan juga ada stimulan untuk yang di dalam negeri. Sedangkan Rp58 miliar lainnya untuk yang beasiswa tuntasnya," kata Isran Noor.
Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi menambahkan nilai anggaran tersebut bisa meningkat tiap tahunnya tergantung kebutuhan BKT.
Ia mengatakan Pemprov Kaltim menargetkan BKT ini mampu dinikmati seribu pelajar/mahasiswa terbaik Kaltim selama lima tahun.
"Target kami seribu orang selama 5 tahun dibayarkan tuntas. Artinya beasiswa tuntas itu ditargetkan 200 orang per tahun. Kalau benar-benar di manage berarti pemprov membangun seribu sumber daya manusia (SDM) dalam lima tahun," katanya.
Meskipun bertajuk beasiswa Tuntas, pihaknya tetap memberikan alokasi untuk penerima beasiswa stimulan.
Khusus yang stimulan, Pemprov memrioritaskan melanjutkan pembiayaan penerima beasiswa sebelumnya (Kaltim Cemerlang) yang sempat tertunda dengan berbagai alasan.
Penerima beasiswa Kaltim Cemerlang yang tertunda umumnya masih menjalani pendidikan di luar negeri seperti di Cina dan Australia.
"Untuk penerima beasiswa Rusia itu akan kami lanjutkan dengan stimulan. Sempat macet dan akan kita lanjutkan dan harus kita bantu. Kemarin harusnya tuntas, tapi komitmen kita tetap melanjutkan beasiswa itu," katanya.
Khusus mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh pendidikan kereta api di Rusia, pihaknya tetap akan mengakomodasi mahasiswa tersebut usai lulus dan kembali ke Kaltim.
"Begitu mereka kembali, ya mungkin dimagangkan ke Dishub, kalau kereta api dibangun ya mereka akan jadi tenaga ahli prioritas," kata Hadi.
Sementara itu, pemberian BKT tidak serta-merta mencakup seluruh jurusan ilmu studi. Hadi menegaskan BKT akan difokuskan pada jurusan tertentu yang dibutuhkan Kaltim, seperti pertanian, perkebunan, dan kesehatan.
"Jurusan yang dibutuhkan ya pertanian dan kesehatan, kalau ada dokter yang belum kita miliki, kita biayai beasiswa. Kalau yang kita biayai, dia harus balik ke Kaltim dan akan kita maksimalkan menggunakam semacam ikatan dinas," ujarnya.
Terkait syarat-syarat penerima beasiswa, Hadi mengatakan hal tersebut sudah spesifik diatur dalam petunjuk teknis (juknis) BKT. Secara umum yang berhak menerima BKT adalah putra-putri kelahiran Kaltim yang potensial dan layak mendapatkan beasiswa.
"Syarat utama, dia harus terdaftar dulu di universitas, dan benar-benar potensial dimanfaatkan keahliannya untuk provinsi. Tim akan memilah tiap jurusan," katanya.
Baca juga: Program beasiswa Kaltim tunggu pembentukan badan pengelola
Baca juga: Pendaftaran pemohon Beasiswa Kaltim Cemerlang diperpanjang
Baca juga: Kaltim alokasikan beasiswa 1.517 penyandang disabilitas
Gubernur Kaltim Isran Noor, di Samarinda, Selasa, anggaran tersebut akan dibagi ke dalam dua jenis beasiswa yaitu untuk pembiayaan tuntas dan stimulan
"Tahun ini hanya Rp90 miliar. Rp32 miliar untuk menyelesaikan yang sudah ada, seperti yang ke Rusia dan Australia, dan juga ada stimulan untuk yang di dalam negeri. Sedangkan Rp58 miliar lainnya untuk yang beasiswa tuntasnya," kata Isran Noor.
Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi menambahkan nilai anggaran tersebut bisa meningkat tiap tahunnya tergantung kebutuhan BKT.
Ia mengatakan Pemprov Kaltim menargetkan BKT ini mampu dinikmati seribu pelajar/mahasiswa terbaik Kaltim selama lima tahun.
"Target kami seribu orang selama 5 tahun dibayarkan tuntas. Artinya beasiswa tuntas itu ditargetkan 200 orang per tahun. Kalau benar-benar di manage berarti pemprov membangun seribu sumber daya manusia (SDM) dalam lima tahun," katanya.
Meskipun bertajuk beasiswa Tuntas, pihaknya tetap memberikan alokasi untuk penerima beasiswa stimulan.
Khusus yang stimulan, Pemprov memrioritaskan melanjutkan pembiayaan penerima beasiswa sebelumnya (Kaltim Cemerlang) yang sempat tertunda dengan berbagai alasan.
Penerima beasiswa Kaltim Cemerlang yang tertunda umumnya masih menjalani pendidikan di luar negeri seperti di Cina dan Australia.
"Untuk penerima beasiswa Rusia itu akan kami lanjutkan dengan stimulan. Sempat macet dan akan kita lanjutkan dan harus kita bantu. Kemarin harusnya tuntas, tapi komitmen kita tetap melanjutkan beasiswa itu," katanya.
Khusus mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh pendidikan kereta api di Rusia, pihaknya tetap akan mengakomodasi mahasiswa tersebut usai lulus dan kembali ke Kaltim.
"Begitu mereka kembali, ya mungkin dimagangkan ke Dishub, kalau kereta api dibangun ya mereka akan jadi tenaga ahli prioritas," kata Hadi.
Sementara itu, pemberian BKT tidak serta-merta mencakup seluruh jurusan ilmu studi. Hadi menegaskan BKT akan difokuskan pada jurusan tertentu yang dibutuhkan Kaltim, seperti pertanian, perkebunan, dan kesehatan.
"Jurusan yang dibutuhkan ya pertanian dan kesehatan, kalau ada dokter yang belum kita miliki, kita biayai beasiswa. Kalau yang kita biayai, dia harus balik ke Kaltim dan akan kita maksimalkan menggunakam semacam ikatan dinas," ujarnya.
Terkait syarat-syarat penerima beasiswa, Hadi mengatakan hal tersebut sudah spesifik diatur dalam petunjuk teknis (juknis) BKT. Secara umum yang berhak menerima BKT adalah putra-putri kelahiran Kaltim yang potensial dan layak mendapatkan beasiswa.
"Syarat utama, dia harus terdaftar dulu di universitas, dan benar-benar potensial dimanfaatkan keahliannya untuk provinsi. Tim akan memilah tiap jurusan," katanya.
Baca juga: Program beasiswa Kaltim tunggu pembentukan badan pengelola
Baca juga: Pendaftaran pemohon Beasiswa Kaltim Cemerlang diperpanjang
Baca juga: Kaltim alokasikan beasiswa 1.517 penyandang disabilitas
Pewarta: Arumanto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: