Pekanbaru (ANTARA News) - Kebenaran mengenai berita terjadinya kecelakaan sebuah pesawat di Pekanbaru, Selasa pagi, sudah dipastikan setelah sejumlah wartawan media cetak dan elektronik melihat badan pesawat naas tersebut di landasan pacu Bandara Sultan Syarif Kasim II. Namun sayang, para wartawan yang ingin mendekati lokasi kejadian untuk menjalankan tugas peliputan pun, tidak diperbolehkan, demikian laporan wartawan ANTARA News dari bandara Sultan Syarif Kasim II. Pasukan Khas (Paskhas) serta Provost TNI yang menjaga dengan ketat lokasi jatuhnya pesawat pun sempat bersitegang dengan wartawan. Bahkan mereka sempat mengejar sejumlah wartawan untuk mengambil paksa serta menyita kaset dan kamera mereka dengan alasan untuk meliput peristiwa itu harus seijin komandannya. Walaupun sempat bersitegang, wartawan tidak menerima perlakukan kasar dari Pasukan Khas dan Provost. Sebuah pesawat latih diperkirakan jatuh pada pukul 09.00 WIB. Lokasi jatuh pesawat itu di ujung landasan pacu Sultan Syarif Kasim II yang berada di perbatasan jalan Kertagama, Kelurahan Maharatu, Kecamatan Bukitraya Kota Pekanbaru. Tampak posisi pesawat terbalik dan sudah ditutupi terpal. Para wartawan hanya dapat melihat pesawat yang terbalik tersebut dari balik pagar yang berada di antara semak belukar yang membatasi bandara dengan pemukiman penduduk. Sementara itu, aktifitas Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Riau yang sebelumnya diberitakan lumpuh, kini sudah normal kembali, namun kawasan pemukiman yang berada di ujung landasan pacu bandara masih tertutup. Dari informasi yang diterima ANTARA, masyarakat di sekitar lokasi di Jalan Kertama Kelurahan Maharatu Kecamatan Bukitraya Pekanbaru mengatakan mendengar suara ledakan.(*)