Jakarta (ANTARA News) - Pengamat olahraga Fritz Simanjuntak mengatakan Indonesia bisa tanpa medali emas pada Olimpiade 2008, akibat persiapan setengah-setengah yang dilakukan Indonesia. "Dua tahun lalu saya sudah usulkan untuk segera persiapkan Olimpiade," ujar Fritz di Jakarta, Selasa, menanggapi terancamnya posisi para pebulutangkis -- yang selama ini menjadi penyumbang medali emas Olimpiade -- dalam meraih tempat di ajang olahraga terakbar sedunia itu, menyusul rencana tidak ambil bagian pada Hongkong Terbuka. Ia mengatakan sampai saat ini persiapan Olimpiade tidak jelas. "Mestinya Satgas Pelatnas juga bertugas untuk Olimpiade agar sinkron programnya, itu usul saya dulu tetapi tidak terealisir," katanya. Agustus lalu, dalam kunjungan ke Pelatnas Bulutangkis di Cipayung, Jakarta Timur, Ketua KON dan KOI Rita Subowo mengatakan para pebulutangkis tidak akan diikutsertakan pada turnamen Super Series terakhir dari 12 seri tahun ini, Hongkong Terbuka (27 November-2 Desember). "Untuk persiapan bermain di SEA Games (6-15 Desember) dengan tidak mengganggu kualifikasi Olimpiade, maka Hongkong Terbuka didrop karena bertepatan dengan SEA Games," kata Rita Subowo waktu itu. Langkah tersebut terpaksa diambil karena para pebulutangkis utama yang mengikuti turnamen Super Series juga diandalkan sebagai penyumbang medali di SEA Games 2007 yang menargetkan empat medali emas. Padahal, turnamen Super Series sangat penting untuk diikuti para pebulutangkis yang memburu tempat di Olimpiade, karena turnamen tersebut memberi poin yang dibutuhkan untuk lolos ke Beijing 2008. Olimpiade Beijing menetapkan setiap negara berhak mengirimkan tiga wakil pada satu nomor jika memiliki minimal tiga pemain/pasangan di peringkat 1-4, dan dua wakil bagi negara dengan pemain/pasangan yang berada di peringkat 5-16. Sebagai contoh, berdasarkan peringkat Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) saat ini, peringkat tertinggi tunggal putra Indonesia dipegang Sony Dwi Kuncoro di urutan tujuh dunia (7), diikuti Taufik Hidayat (8) dan Simon Santoso (11), yang artinya nomor tunggal putra sementara ini dapat diwakili dua pemain, Sony dan Taufik. Namun peringkat tersebut masih dapat berubah berdasarkan hasil kejuaraan yang mereka ikuti hingga batas akhir kualifikasi Olimpiade pada April 2008. Pemain yang lolos kualifikasi Olimpiade 2008 ditetapkan berdasarkan peringkat pada 1 Mei 2008. Tidak mengikuti satu turnamen terlebih Super Series akan sangat mempengaruhi ranking mereka apalagi prestasi para pemain juga masih turun naik, padahal peringkat sangat menentukan posisi pemain dalam undian pertandingan (drawing) agar tidak langsung bertemu pemain unggulan. "Kalau persiapan Olimpiade tidak terencana dengan baik, maka saya khawatir peringkat pebulutangkis kita tidak bagus dan nantinya sudah bertemu lawan unggulan di awal seperti yang terjadi sekarang pada beberapa turnamen." "Kalau itu terjadi saya khawatir peluang medali emas Olimpiade 2008 akan hilang," tambahnya. Kekhawatiran pengamat olahraga itu bertambah ketika menyadari bahwa terdapat dua event penting lainnya pada 2008, yakni Pekan Olahraga Nasional (PON) dan Asian Beach Games (ABG). "Konsentrasi akan terpecah karena Indonesia akan menjadi tuan rumah ABG dan PON, mestinya KON dan KOI tahu prioritas utama jangan mencari gengsi saja, akibatnya persiapan PON berantakan, ABG belum ada dana dan Olimpiade belum siap," pungkasnya. (*)