Mahfud MD ingatkan masyarakat jaga persatuan dan kesatuan pascapemilu
2 April 2019 14:56 WIB
Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan, Mahfud MD, memberika arahan dala Serasehan Kebangsaan yang melibatkan puluhan tokoh Sumbar di Hotel Inna Muara Kota Padang,Selasa (ANTARA/Mario Nasution)
Padang, (ANTARA) - Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD mengingatkan masyarakat agar menjaga persatuan dan kesatuan bangsa pascapemilu presiden dan legislatif nantinya.
“Potensi perpecahan itu ada dan harus kita antisipasi agar bangsa yang memiliki keberagamana mulai dari suku, bangsa, adat dan agama ini dapat berjalan dalam bingkai kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia,” kata dia dalam Serasehan Kebangsaan di Padang, Selasa.
Menurut dia potensi perpecahan itu muncul mulai dari berkembangnya politik identitas dan intoleransi, bahkan agama Islam dijadikan alat perang yakni perang ideoogi.
“Kelompok satu menyerang kelompok lain dan mereka sama-sama mengklaim diri mereka penjaga identitas primordial,” katanya.
Ia menilai kecenderungan pemilu ini sebagai kontestasi mencari menang bukan mencari yang baik sehingga sangat rawan ditumpangi radikalisme, adu domba serta memproduksi hoaks.
"Ini yang harus kita waspadai bersama dan jangan sampai terjadi perpecahan karena pelaksanaan pemilu," katanya.
Selain itu potensi perpecahan juga disebabkan berbagai hal seperti persoalan kemiskinan, korupsi, kesenjangan ekonomi dan sosial hingga sebesar 80 persen perusahaan asing menguasai sumber daya alam Indonesia.
Namun hal ituy secara perlahan diubah menuju lebih baik seperti indeks persepsi korupsi yang meningkat karena sistemnya berjalan dan untuk perusahaan asing yang menguasai hal itu lebih dikarenakan anak bangsa belum mampu memiliki teknologi sehingga diserahkan kepada perusahaan asing.
“Namun itu secara perlahan akan dikembalikan kepada bangsa ini,” kata dia.
Ia mengatakan untuk itu harus ada sebuah gerakan bersama untuk lebih mengkedepankan dialog, menjunjung tinggi kebersamaan dan menghargai kebhinekaan dalam bingkai NKRI.
"Kami mendorong kebebasan menentukan pilihan secara demokratis tanpa bermusuhan melalui serasehan kebangsaan ini. Masukan yang kami dapat akan kami proses untuk memberikan rekomendasi nantinya,” ujarnya.
Menurutnya kontestasi politik harus dijadikan sebagai kepentingan bersama untuk mencari yang terbaik, bukan dilakukan sebagai zero sum game.
"Kontestasi politik ini jangan sampai memecah belah, tapi harus mencari pemimpin yang terbaik," tegasnya.
“Potensi perpecahan itu ada dan harus kita antisipasi agar bangsa yang memiliki keberagamana mulai dari suku, bangsa, adat dan agama ini dapat berjalan dalam bingkai kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia,” kata dia dalam Serasehan Kebangsaan di Padang, Selasa.
Menurut dia potensi perpecahan itu muncul mulai dari berkembangnya politik identitas dan intoleransi, bahkan agama Islam dijadikan alat perang yakni perang ideoogi.
“Kelompok satu menyerang kelompok lain dan mereka sama-sama mengklaim diri mereka penjaga identitas primordial,” katanya.
Ia menilai kecenderungan pemilu ini sebagai kontestasi mencari menang bukan mencari yang baik sehingga sangat rawan ditumpangi radikalisme, adu domba serta memproduksi hoaks.
"Ini yang harus kita waspadai bersama dan jangan sampai terjadi perpecahan karena pelaksanaan pemilu," katanya.
Selain itu potensi perpecahan juga disebabkan berbagai hal seperti persoalan kemiskinan, korupsi, kesenjangan ekonomi dan sosial hingga sebesar 80 persen perusahaan asing menguasai sumber daya alam Indonesia.
Namun hal ituy secara perlahan diubah menuju lebih baik seperti indeks persepsi korupsi yang meningkat karena sistemnya berjalan dan untuk perusahaan asing yang menguasai hal itu lebih dikarenakan anak bangsa belum mampu memiliki teknologi sehingga diserahkan kepada perusahaan asing.
“Namun itu secara perlahan akan dikembalikan kepada bangsa ini,” kata dia.
Ia mengatakan untuk itu harus ada sebuah gerakan bersama untuk lebih mengkedepankan dialog, menjunjung tinggi kebersamaan dan menghargai kebhinekaan dalam bingkai NKRI.
"Kami mendorong kebebasan menentukan pilihan secara demokratis tanpa bermusuhan melalui serasehan kebangsaan ini. Masukan yang kami dapat akan kami proses untuk memberikan rekomendasi nantinya,” ujarnya.
Menurutnya kontestasi politik harus dijadikan sebagai kepentingan bersama untuk mencari yang terbaik, bukan dilakukan sebagai zero sum game.
"Kontestasi politik ini jangan sampai memecah belah, tapi harus mencari pemimpin yang terbaik," tegasnya.
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019
Tags: