Meulaboh, Aceh (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Aceh diminta membatasi kendaraan truk pengangkut bahan baku minyak mentah atau "Crude Palm Oil (CP0)" yang melintasi jalur darat Meulaboh-Banda Aceh agar tidak merusak jalan nasional.

Permintaan tersebut disampaikan tokoh masyarakat Kabupaten Aceh Jaya, Nurdin kepada Antara dari Meulaboh, Selasa seraya menyebutkan hampir setiap saat terjadi tumpahan material CPO di lintasan barat selatan, terutama di pegunungan Geurute, Aceh Jaya, dampaknya sudah pasti mengakibatkan kecelakaan pengguna jalan.

Nurdin, yang merupakan Wakil Ketua Asosiasi Sawitku Masa Depanku (Samade) Aceh menyampaikan, selain membuat terganggunya jalur darat lintas barat selatan Aceh, kondisi tersebut kerap mengancam keselamatan pengguna jalan.

Sejak beberapa hari terakhir, tumpahan material CPO yang dibawa oleh mobil truk tangki milik perusahaan perkebunan sawit, berserekan di kawasan Gunung Geurute, bahkan di Gunung Paroe, Aceh Besar sehingga sangat berisiko bagi pengguna jalan.

Harusnya, kata dia, perusahaan besar sudah saatnya memanfaatkan jalur alternatif lain yakni laut, sebab keberadaan perusahaan pengolah CPO hampir semua berada di kawasan pesisir, hanya tinggal menggunakan fasilitas umum pelabuhan.

"Kalau pihak perusahaan tidak mampu membangun sendiri, kan bisa menggunakan infrastruktur pelabuhan dibangun pemerintah. Saya pikir ini perlu dipertimbangkan karena jalan darat kita sudah sangat banyak rusak," tegasnya.

Sebagai warga Aceh Jaya ia, sangat menyesalkan tidak tegasnya pemerintah dalam pengawasan penggunaan jalur darat sehingga anggaran yang begiru besar setiap saat hanya untuk memperbaiki jalan rusak yang dilintasi kendaraan truk membawa CPO.

Nurdin, menyampaikan, dalam beberapa kasus tumpahnya CPO di badan jalan kawasan pegunungan bisa jadi akibat kondisi badan jalan sempit dan banyak rusak, kemudian juga ia menduga ada pengangkutan material yang melebihi kapasitas truk.

Di Kabupaten Aceh Jaya, saat ini tengah dibangun pelabuhan yang juga mungkin bisa dimanfaatkan sesuai aturan sebagai pelabuhan pengangkutan CPO mau pun alat berat lewat jalur laut, karena bisnis tersebut saat ini terlihat cukup tinggi.

"Truk dari Meulaboh misalkan, bisa berhenti di Aceh Jaya lewat pelabuhan itu. Pihak Dinas Perhubunga bisa memberikan teguran dan solusi terbaik dan saya lihat di Aceh Jaya, ada pelabuhan sudah hampir siap coba dimaksimalkan," demikian Nurdin.