Jakarta (ANTARA) - Harga tiket bukan lah faktor tunggal turunnya jumlah penumpang pesawat, ada banyak faktor lain yang memengaruhi, kata Pengamat Penerbangan Alvin Lie.

"Harga tiket hanya salah satu komponen biaya perjalanan. Komponen lainnya, antara lain mencakup biaya penginapan, biaya makan dan biaya transportasi lokal," kata Alvin kepada Antara di Jakarta, Senin.

Pernyataan tersebut menyusul data Badan Pusat Statistik yang dirilis 1 April 2019, yakni penurunan penumpang pesawat domestik yang diberangkatkan pada Februari 2019 sebanyak 5,6 juta orang atau turun drastis sebesar 15,46 persen dibandingkan Januari 2019 atau 6,6 juta orang.

Alvin mengatakan periode Januari hingga Maret memang masa rendah frekuensi perjalanan, bukan hanya perjalanan.

Selain itu, lanjut dia, tidak ada libur panjang kecuali Tahun Baru Imlek ditambah Tol Trans Jawa sudah beroperasi yang ditengarai menurunkan kebutuhan penerbangan dari Jakarta, ke Semarang, Solo, Surabaya dan sebaliknya.

Alvin menambahkan sejak Oktober 2018 sebagian besar maskapai tidak lagi memberlakukan harga fleksibel dalam rentang batas atas dan batas bawah.

Sementara kondisi keuangan maskapai memasang harga mendekati batas atas, meskipun tidak ada maskapai yang melanggar batas atas sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor 14 Tahun 2016.

Menurut dia, apabila seseorang ingin bepergian, semahal apapun akan dibayarkan terutama dalam hal mendesak.

"Keputusan untuk bepergian tergantung pada prioritas keperluan. Bila ada kepentingan mendesak, maka akan tetap bepergian dengan memanfaatkan anggaran yang tersedia, kalau tidak mampu naik 'full service', akan pindah ke LCC atau jadwal tiket lebih rendah," katanya.

Selain itu, lanjut dia, jangan mengabaikan tarif hotel.

"Apakah sejak Oktober 2018 mengalami kenaikan atau penurunan," katanya.

Baca juga: Pengamat paparkan penyebab penurunan penumpang pesawat
Baca juga: Penumpang pesawat diperkirakan turun Lebaran 2019