Kominfo ingin literasi digital lebih efektif
1 April 2019 15:20 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara saat di acara Siberkreasi di Kantor Kominfo, Senin (1/4). (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) akan mencari cara untuk meningkatkan efektivitas literasi digital yang selama ini sudah berjalan agar lebih banyak lagi masyarakat Indonesia yang melek teknologi digital.
"Sebetulnya, dalam dunia digital, bagaimana membuat masyarakat Indonesia pandai memilah dan memilih konten positif di media sosial. Pandai memanfaatkan alat untuk memberi nilai tambah," kata Menkominfo Rudiantara, saat jumpa pers di Jakarta, Senin.
Kominfo melakukan literasi digital untuk masyarakat melalui berbagai program, salah satunya melalui gerakan Siberkreasi yang merupakan gabungan dari komunitas dan individu.
Hasil penelitian Siberkreasi terhdap 2.000 orang di Bandung, Denpasar, Surabaya dan Pontianak pada September hingga November 2018 menunjukkan mayoritas responden belajar teknologi digital secara otodidak, jumlahnya di atas 55 persen untuk masing-masing kota.
Selebihnya, responden yang berusia 13-18 tahun tersebut belajar dari keluarga, teman dan dari sekolah.
Melihat temuan tersebut, Rudiantara menyatakan perlu ada evaluasi mengenai literasi digital yang mereka lakukan agar dapat berjalan lebih efektif.
"Bukan berarti yang sudah dilakukan salah, tapi, bagaimana supaya lebih efektif lagi," kata Rudiantara.
Menurut Menkominfo, berdasarkan temuan di empat kota tersebut, jika memang masyarakat menunjukkan kecenderungan untuk belajar literasi digital secara otodidak, kementerian bisa memanfaatkan cara lain agar masyarakat dapat mengakses informasi, misalnya dengan menggandeng operator seluler.
Operator seluler akan mengirim SMS kepada para penggunanya berisi tautan atau link untuk mengakses informasi seputar literasi digital. Tapi, menurut Rudiantara, rencana tersebut perlu ditinjau lebih lanjut.
Menurut dia, literasi digital adalah salah satu cara yang paling strategis agar masyarakat bisa memahami konsekuensi positif maupun negatif tentang internet dan teknologi. Tapi, cara tersebut memakan waktu yang lama dan dana yang tidak sedikit.
Survei dari Siberkreasi tersebut juga menunjukkan anak muda di emapt kota tersebut paling banyak menggunakan internet untuk hiburan dan media sosial.
Baca juga: Jelang Pilpres, hoax meningkat
Baca juga: Kementerian Kominfo : Isu hoaks semakin beragam
"Sebetulnya, dalam dunia digital, bagaimana membuat masyarakat Indonesia pandai memilah dan memilih konten positif di media sosial. Pandai memanfaatkan alat untuk memberi nilai tambah," kata Menkominfo Rudiantara, saat jumpa pers di Jakarta, Senin.
Kominfo melakukan literasi digital untuk masyarakat melalui berbagai program, salah satunya melalui gerakan Siberkreasi yang merupakan gabungan dari komunitas dan individu.
Hasil penelitian Siberkreasi terhdap 2.000 orang di Bandung, Denpasar, Surabaya dan Pontianak pada September hingga November 2018 menunjukkan mayoritas responden belajar teknologi digital secara otodidak, jumlahnya di atas 55 persen untuk masing-masing kota.
Selebihnya, responden yang berusia 13-18 tahun tersebut belajar dari keluarga, teman dan dari sekolah.
Melihat temuan tersebut, Rudiantara menyatakan perlu ada evaluasi mengenai literasi digital yang mereka lakukan agar dapat berjalan lebih efektif.
"Bukan berarti yang sudah dilakukan salah, tapi, bagaimana supaya lebih efektif lagi," kata Rudiantara.
Menurut Menkominfo, berdasarkan temuan di empat kota tersebut, jika memang masyarakat menunjukkan kecenderungan untuk belajar literasi digital secara otodidak, kementerian bisa memanfaatkan cara lain agar masyarakat dapat mengakses informasi, misalnya dengan menggandeng operator seluler.
Operator seluler akan mengirim SMS kepada para penggunanya berisi tautan atau link untuk mengakses informasi seputar literasi digital. Tapi, menurut Rudiantara, rencana tersebut perlu ditinjau lebih lanjut.
Menurut dia, literasi digital adalah salah satu cara yang paling strategis agar masyarakat bisa memahami konsekuensi positif maupun negatif tentang internet dan teknologi. Tapi, cara tersebut memakan waktu yang lama dan dana yang tidak sedikit.
Survei dari Siberkreasi tersebut juga menunjukkan anak muda di emapt kota tersebut paling banyak menggunakan internet untuk hiburan dan media sosial.
Baca juga: Jelang Pilpres, hoax meningkat
Baca juga: Kementerian Kominfo : Isu hoaks semakin beragam
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019
Tags: