Manado (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menyatakan prihatin dengan praktik politik yang tidak memperhatikan etika politik yang sesuai dengan tata nilai Indonesia.
"Inilah tata krama politik yang harus dibenahi, sedih kelita, banyak yang bukan etika berpolitik kita," kata Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan peserta Konferensi Gereja dan Masyarakat (KGM) X Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) di Kota Manado, Minggu malam.
Ia mengatakan menjadi tugas semua pihak untuk mengingatkan mana yang salah dan mana yang betul.
Dalam acara yang juga dihadiri Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Presiden Jokowi mencontohkan adanya fitnah dan berita bohong yang disebarkan lawan politik seperti Presiden Jokowi orang PKI, Presiden Jokowo pro asing dan aseng dan lainnya.
"Saya 4,5 tahun dihina, dicela, difitnah, coba lihat di medsos. Saya diam, tapi saya sekarang mulai jawab," kata Jokowi dalam acara yang dihadiri Seskab Pramono Anung dan Gubernur Sulut Olly Dondokambey.
Terkait pro asing dia mengatakan jumlau tenaga kerja asing di Indonesia sedikit dibanding negara lain seperti Malaysia, Singapura, Arab Saudi.
"Untung saya orang sabar, bukan orang yang temperamen," katanya.
Presiden prihatin praktik politik tak sesuai etika Indonesia
31 Maret 2019 21:34 WIB
Presiden Jokowi saat pertemuan dengan peserta Konferensi gereja dan masyarakat di Manado, Minggu (31/3/2019) malam. ANTARA (Agus Salim)
Pewarta: Agus Salim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019
Tags: