Menteri Yohana kuatkan perempuan pengungsi banjir bandang Sentani
31 Maret 2019 20:00 WIB
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise memeluk salah satu perempuan pengungsi banjir bandang Sentani saat mengunjungi salah satu titik pengungsian di Gedung Olahraga Toware, Doyo Lama, Kabupaten Jayapura, Minggu (31/3/2019). (ANTARA/Dewanto Samodro)
Jayapura (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise menguatkan para perempuan pengungsi korban banjir bandang Sentani saat mengunjungi salah satu titik pengungsian di Kabupaten Jayapura, Papua.
"Perempuan di sini kuat-kuat meskipun tinggal di pengungsian. Anak-anak juga tetap bisa bergembira," kata Yohana saat berdialog dengan pengungsi banjir bandang Sentani di Gedung Olahraga Toware, Doyo Lama, Kabupaten Jayapura, Minggu.
Yohana meminta maaf tidak bisa langsung mengunjungi para korban ketika bencana banjir bandang terjadi karena sedang berada di New York, Amerika Serikat untuk menghadiri sidang Komisi Status Perempuan (CSW) ke-63.
Yohana bersyukur akhirnya bisa mengunjungi dan bertemu langsung dengan perempuan dan anak-anak yang menjadi korban.
Menurut dia, dia datang ke lokasi pengungsian untuk memastikan hak-hak dasar perempuan dan anak pengungsi terpenuhi selama berada di pengungsian.
"Tanpa perempuan, keluarga Papua pasti pusing. Bukan saya mengesampingkan laki-laki, melainkan dari perempuan akan lahir generasi-generasi Papua," tuturnya.
Karena itu, dia meminta perempuan dan anak-anak Papua, termasuk yang tinggal di pengungsian, untuk melapor bila mengalami kekerasan dan diskriminasi.
"Kalau ada yang melakukan kekerasan, mengganggu atau memukul, lapor ke saya. Akan saya laporkan ke polisi agar ditangani," katanya.
Yohana juga berpesan kepada para laki-laki untuk menjaga perempuan dan anak-anak karena masa depan Papua berada di tangan mereka.
"Perhatikan dan bahagiakan mereka. Beri anak-anak makanan yang sehat dan bergizi," ujarnya.
Banjir bandang Sentani terjadi pada Sabtu (16/3) pukul 18.00 hingga 23.30 WIT di Distrik Sentani, Distrik Waibu, Distrik Sentani Barat, Distrik Ravenirara, dan Distrik Depapre.
Banjir bandang di wilayah Kabupoten Jayapura dan sekitarnya terjadi akibat hujan deras di wilayah Pegunungan Cycloops yang sudah gundul.
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Jumat (29/3) terdapat 4.763 jiwa atau 963 kepala keluarga yang mengungsi akibat banjir bandang dan luapan Danau Sentani.
Banjir menyebabkan 112 orang meninggal dunia, 2.287 rumah rusak, 59 sekolah rusak, lima jembatan rusak, dua gereja rusak dan tiga kantor pemerintahan rusak.
Baca juga: Menteri Yohana hibur anak-anak pengungsi banjir Sentani
Baca juga: Menteri Yohana pulihkan trauma perempuan- anak korban banjir Sentani
"Perempuan di sini kuat-kuat meskipun tinggal di pengungsian. Anak-anak juga tetap bisa bergembira," kata Yohana saat berdialog dengan pengungsi banjir bandang Sentani di Gedung Olahraga Toware, Doyo Lama, Kabupaten Jayapura, Minggu.
Yohana meminta maaf tidak bisa langsung mengunjungi para korban ketika bencana banjir bandang terjadi karena sedang berada di New York, Amerika Serikat untuk menghadiri sidang Komisi Status Perempuan (CSW) ke-63.
Yohana bersyukur akhirnya bisa mengunjungi dan bertemu langsung dengan perempuan dan anak-anak yang menjadi korban.
Menurut dia, dia datang ke lokasi pengungsian untuk memastikan hak-hak dasar perempuan dan anak pengungsi terpenuhi selama berada di pengungsian.
"Tanpa perempuan, keluarga Papua pasti pusing. Bukan saya mengesampingkan laki-laki, melainkan dari perempuan akan lahir generasi-generasi Papua," tuturnya.
Karena itu, dia meminta perempuan dan anak-anak Papua, termasuk yang tinggal di pengungsian, untuk melapor bila mengalami kekerasan dan diskriminasi.
"Kalau ada yang melakukan kekerasan, mengganggu atau memukul, lapor ke saya. Akan saya laporkan ke polisi agar ditangani," katanya.
Yohana juga berpesan kepada para laki-laki untuk menjaga perempuan dan anak-anak karena masa depan Papua berada di tangan mereka.
"Perhatikan dan bahagiakan mereka. Beri anak-anak makanan yang sehat dan bergizi," ujarnya.
Banjir bandang Sentani terjadi pada Sabtu (16/3) pukul 18.00 hingga 23.30 WIT di Distrik Sentani, Distrik Waibu, Distrik Sentani Barat, Distrik Ravenirara, dan Distrik Depapre.
Banjir bandang di wilayah Kabupoten Jayapura dan sekitarnya terjadi akibat hujan deras di wilayah Pegunungan Cycloops yang sudah gundul.
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Jumat (29/3) terdapat 4.763 jiwa atau 963 kepala keluarga yang mengungsi akibat banjir bandang dan luapan Danau Sentani.
Banjir menyebabkan 112 orang meninggal dunia, 2.287 rumah rusak, 59 sekolah rusak, lima jembatan rusak, dua gereja rusak dan tiga kantor pemerintahan rusak.
Baca juga: Menteri Yohana hibur anak-anak pengungsi banjir Sentani
Baca juga: Menteri Yohana pulihkan trauma perempuan- anak korban banjir Sentani
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019
Tags: