Kadin dorong pengembangan produksi kopi lokal Jatim
30 Maret 2019 12:35 WIB
Wakil Ketua Umum Bidang UMKM, Koperasi dan Pameran Kadin Jatim, M Rizal saat membuka festival kopi di Surabaya. (Antara Jatim/ A Malik Ibrahim)
Surabaya (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mendorong pengembangan produksi kopi lokal Jawa Timur melalui pengenalan di berbagai acara dan kesempatan untuk meningkatkan perekonomian petani.
Ketua Umum Kadin Jatim, La Nyalla Mahmud Mattalitti di Surabaya, Sabtu, mengatakan saat ini ada sekitar 10 daerah di seluruh Jatim yang menjadi penghasil kopi yaitu Blitar, Kediri, Malang, Lumajang, Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, dan Probolinggo.
Dari 10 daerah penghasil kopi itu, yang produksinya paling besar adalah Banyuwangi, Malang, dan Jember.
Menurut data BPS Jatim, produksi kopi Banyuwangi pada 2017 mencapai 13.839 ton, Malang sebesar 11.829 ton dan Jember 11.863 ton.
Ia mengatakan, saat ini berbisnis kopi menjadi hal yang cukup menarik sebab budaya minum kopi telah menggejala di seluruh tanah air.
Dampak positifnya, kafe yang menyajikan beraneka ragam jenis kopi mulai menjamur, dan bisa menjadi salah satu tonggak kebangkitan petani kopi.
"Permintaan kopi menjadi semakin besar. Harga juga semakin membaik. Ini menjadi stimulus bagi petani untuk lebih giat dalam meningkatkan produksi kopi merek," katanya.
Wakil Ketua Umum Bidang UMKM, Koperasi dan Pameran Kadin Jatim, M Rizal mengatakan, salah satu upaya mengenalkan kopi Jatim yang dilakukan Kadin adalah dengan menggandeng Event Organizer CodyMaxx dan menggelar Coffe Festival 2019 dan Bazaar Streetfood, di Surabaya selama enam hari, dari Rabu (26/3) hingga Minggu (31/3).
"Acara ini dapat menjadi wadah bertemunya para pelaku Usaha Kecil dan Menengah UKM dalam memperkenalkan aneka produk kopi serta olahannya kepada masyarakat di tempat yang sangat bagus," katanya.
Festival kopi diikuti 52 stan yang datang dari berbagai daerah, ada juga yang dari anggota Kadin Jatim dan dari Komunitas Pecinta Kopi.
Ketua Umum Kadin Jatim, La Nyalla Mahmud Mattalitti di Surabaya, Sabtu, mengatakan saat ini ada sekitar 10 daerah di seluruh Jatim yang menjadi penghasil kopi yaitu Blitar, Kediri, Malang, Lumajang, Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, dan Probolinggo.
Dari 10 daerah penghasil kopi itu, yang produksinya paling besar adalah Banyuwangi, Malang, dan Jember.
Menurut data BPS Jatim, produksi kopi Banyuwangi pada 2017 mencapai 13.839 ton, Malang sebesar 11.829 ton dan Jember 11.863 ton.
Ia mengatakan, saat ini berbisnis kopi menjadi hal yang cukup menarik sebab budaya minum kopi telah menggejala di seluruh tanah air.
Dampak positifnya, kafe yang menyajikan beraneka ragam jenis kopi mulai menjamur, dan bisa menjadi salah satu tonggak kebangkitan petani kopi.
"Permintaan kopi menjadi semakin besar. Harga juga semakin membaik. Ini menjadi stimulus bagi petani untuk lebih giat dalam meningkatkan produksi kopi merek," katanya.
Wakil Ketua Umum Bidang UMKM, Koperasi dan Pameran Kadin Jatim, M Rizal mengatakan, salah satu upaya mengenalkan kopi Jatim yang dilakukan Kadin adalah dengan menggandeng Event Organizer CodyMaxx dan menggelar Coffe Festival 2019 dan Bazaar Streetfood, di Surabaya selama enam hari, dari Rabu (26/3) hingga Minggu (31/3).
"Acara ini dapat menjadi wadah bertemunya para pelaku Usaha Kecil dan Menengah UKM dalam memperkenalkan aneka produk kopi serta olahannya kepada masyarakat di tempat yang sangat bagus," katanya.
Festival kopi diikuti 52 stan yang datang dari berbagai daerah, ada juga yang dari anggota Kadin Jatim dan dari Komunitas Pecinta Kopi.
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: