1.103 kasus penyakit TB ditemukan di Madiun-Jatim selama 2018
30 Maret 2019 05:56 WIB
Pawai Hari Tuberkulosis Salah satu peserta menggunakan kursi roda saat mengikuti pawai Hari Tuberkulosis (TB) di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (19/3). Kegiatan yang digelar dalam rangka memperingati Hari TB sedunia tersebut bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk lebih sadar akan risiko dan bahaya penyakit Tuberkulosis. Antara Jatim/Moch Asim/zk/17?
Madiun (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Madiun, Jawa Timur menemukan sebanyak 1.103 kasus penyakit tuberculosis (TB) di wilayah setempat selama tahun 2018.
"Total ada 1.103 penderita yang terdeteksi dan tertangani selama tahun 2018. Dari jumlah tersebut, sebanyak 97 persennya sudah sembuh," kata Kepala Bidang Penanggulangan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kabupaten Madiun, Agung Tri Widodo kepada wartawan, Jumat, di Maidun.
Menurut dia, jumlah temuan tersebut hanya memenuhi sebesar 59 persen dari target yang ditentukan sebanyak 1.869 kasus temuan TB. Padahal seharusnya jumlah kasus TB yang ditemukan minimal mencapai 70 persen.
Meski sebanyak 97 persen penderita TB sembuh, namun pihak Dinkes setempat masih harus menangani sebanyak 5.138 suspect (terduga) penderita penyakit menular itu. Hanya saja, masih diperlukan sejumlah tes lanjutan untuk mengetahui hasilnya.
"Kalau total suspect TB ada sebanyak 5.138. Target suspectnya ada 6.481 kasus," kata dia.
Agung menjelaskan, suspect TB terbesar ditemukan di wilayah Madiun, Dolopo, Pilangkenceng, dan Caruban. Pihaknya terus melakukan pemantauan hal tersebut.
Selain itu, semua penderita TB mendapatkan pendampingan. Mereka wajib mengambil obat di puskesmas. Jika penderita tidak mengambil obat mencapai dua bulan berturut–turut, maka pihak puskesmas wajib melacak hingga ke rumah.
Hal itu dilakukan karena semua penderita wajib meminum obat secara teratur agar sembuh.
"Selama ini minim kasus jarang minum obat. Sebab, kami terus lakukan pendampingan, terlebih obatnya gratis," katanya.
Untuk 2019 ini, pihaknya menargetkan ada sebanyak 9.636 suspect dapat terdeteksi.
Jumlah itu naik dari tahun 2018 yang hanya ditarget sebanyak 6.481 suspect. Sementara untuk penderita, ditargetkan ada 1.616 kasus tertangani, demikian Agung Tri Widodo.
Baca juga: Ahli-ahli TB dunia bahas penyakit mematikan nomor tiga di Indonesia
Baca juga: Ratusan penderita TBC baru teridentifikasi di Tulungagung-Jatim
Baca juga: Dosen ITS rancang alat pemercepat diagnosis tuberkulosis
"Total ada 1.103 penderita yang terdeteksi dan tertangani selama tahun 2018. Dari jumlah tersebut, sebanyak 97 persennya sudah sembuh," kata Kepala Bidang Penanggulangan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kabupaten Madiun, Agung Tri Widodo kepada wartawan, Jumat, di Maidun.
Menurut dia, jumlah temuan tersebut hanya memenuhi sebesar 59 persen dari target yang ditentukan sebanyak 1.869 kasus temuan TB. Padahal seharusnya jumlah kasus TB yang ditemukan minimal mencapai 70 persen.
Meski sebanyak 97 persen penderita TB sembuh, namun pihak Dinkes setempat masih harus menangani sebanyak 5.138 suspect (terduga) penderita penyakit menular itu. Hanya saja, masih diperlukan sejumlah tes lanjutan untuk mengetahui hasilnya.
"Kalau total suspect TB ada sebanyak 5.138. Target suspectnya ada 6.481 kasus," kata dia.
Agung menjelaskan, suspect TB terbesar ditemukan di wilayah Madiun, Dolopo, Pilangkenceng, dan Caruban. Pihaknya terus melakukan pemantauan hal tersebut.
Selain itu, semua penderita TB mendapatkan pendampingan. Mereka wajib mengambil obat di puskesmas. Jika penderita tidak mengambil obat mencapai dua bulan berturut–turut, maka pihak puskesmas wajib melacak hingga ke rumah.
Hal itu dilakukan karena semua penderita wajib meminum obat secara teratur agar sembuh.
"Selama ini minim kasus jarang minum obat. Sebab, kami terus lakukan pendampingan, terlebih obatnya gratis," katanya.
Untuk 2019 ini, pihaknya menargetkan ada sebanyak 9.636 suspect dapat terdeteksi.
Jumlah itu naik dari tahun 2018 yang hanya ditarget sebanyak 6.481 suspect. Sementara untuk penderita, ditargetkan ada 1.616 kasus tertangani, demikian Agung Tri Widodo.
Baca juga: Ahli-ahli TB dunia bahas penyakit mematikan nomor tiga di Indonesia
Baca juga: Ratusan penderita TBC baru teridentifikasi di Tulungagung-Jatim
Baca juga: Dosen ITS rancang alat pemercepat diagnosis tuberkulosis
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: