Frekuensi penerbangan di Bandara Tjilik Riwut berpotensi bertambah
29 Maret 2019 17:40 WIB
Terminal baru Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya yang sudah mulaiberoperasi, Palangka Raya, Jumat, (29/3/2019). (Foto Antara Kalteng/Muhammad Arif Hidayat)
Palangka Raya (ANTARA) - Frekuensi penerbangan di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya Kalimantan Tengah yang sedang mengalami penurunan karena sejumlah faktor, berpotensi kembali mengalami peningkatan dalam beberapa waktu ke depan.
"Frekuensi penerbangan memang sedang mengalami penurunan, namun diperkirakan dalam beberapa waktu ke depan akan kembali meningkat," kata Pelaksana Tugas Eksekutif General Manajer PT Angkasa Pura II Cabang Palangka Raya Bandara Tjilik Riwut, Paryono di Palangka Raya, Jumat.
Pada kondisi normal frekuensi penerbangan di Bandara Tjilik Riwut berkisar antara 28-34 penerbangan, namun karena menurunnya kondisi perekonomian atau daya beli masyarakat serta mahalnya biaya penerbangan, mengakibatkan frekuensinya hanya berkisar antara 20-26 penerbangan saja.
Paryono menyebut, terjadi pengurangan penerbangan pada sejumlah rute karena sengaja tidak dioperasikan, diantaranya rute Palangka Raya-Pontianak serta Palangka Raya-Balikpapan. Namun saat ini permintaan sudah mulai kembali meningkat, sehingga kembali diusulkan agar segera aktif.
"Selain itu untuk rute penerbangan Palangka Raya-Makassar sesuai pengajuannya maka mulai aktif pada April 2019 mendatang. Semoga tidak ada perubahan," jelasnya.
Pihaknya berupaya mendorong peningkatan frekuensi penerbangan dan aktivitas penumpang di Bandara Tjilik Riwut. Apalagi sejak 28 Maret 2019 semua aktivitas penumpang telah dialihkan secara penuh ke terminal baru.
Saat ini pengelolaan bandara sepenuhnya dilakukan oleh PT Angkasa Pura II dan sudah tidak menggunakan dana dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Untuk itu pihaknya berkomitmen mendorong peningkatan penerbangan melalui sejumlah terobosan.
Terminal baru bandara berstatus minimal operasi, dikarenakan sejumlah fasilitas penunjang masih memerlukan pembenahan atau penambahan. Seperti garbarata yang tersedia sebanyak tiga unit, namun sementara ini hanya bisa digunakan satu unit.
"Kemudian luas lahan parkir yang belum ideal dan perlu penambahan. Untuk itu ke depan sejumlah kekurangan ini akan kami benahi sehingga tidak lagi disebut minimal operasi," papar Paryono.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, saat ini pada terminal baru Bandara Tjilik Riwut, terjadi peningkatan kapasitas yang awalnya maksimal hanya mampu parkir stan pesawat sebanyak enam unit, kini meningkat menjadi 10 unit. Sementara itu untuk terminal lama saat ini sama sekali tidak digunakan, hingga nantinya ada petunjuk lebih lanjut dari pihak pusat.
Baca juga: Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya terima tiga garbarata
Baca juga: Terminal baru Bandara Tjilik Riwut mulai dioperasikan
"Frekuensi penerbangan memang sedang mengalami penurunan, namun diperkirakan dalam beberapa waktu ke depan akan kembali meningkat," kata Pelaksana Tugas Eksekutif General Manajer PT Angkasa Pura II Cabang Palangka Raya Bandara Tjilik Riwut, Paryono di Palangka Raya, Jumat.
Pada kondisi normal frekuensi penerbangan di Bandara Tjilik Riwut berkisar antara 28-34 penerbangan, namun karena menurunnya kondisi perekonomian atau daya beli masyarakat serta mahalnya biaya penerbangan, mengakibatkan frekuensinya hanya berkisar antara 20-26 penerbangan saja.
Paryono menyebut, terjadi pengurangan penerbangan pada sejumlah rute karena sengaja tidak dioperasikan, diantaranya rute Palangka Raya-Pontianak serta Palangka Raya-Balikpapan. Namun saat ini permintaan sudah mulai kembali meningkat, sehingga kembali diusulkan agar segera aktif.
"Selain itu untuk rute penerbangan Palangka Raya-Makassar sesuai pengajuannya maka mulai aktif pada April 2019 mendatang. Semoga tidak ada perubahan," jelasnya.
Pihaknya berupaya mendorong peningkatan frekuensi penerbangan dan aktivitas penumpang di Bandara Tjilik Riwut. Apalagi sejak 28 Maret 2019 semua aktivitas penumpang telah dialihkan secara penuh ke terminal baru.
Saat ini pengelolaan bandara sepenuhnya dilakukan oleh PT Angkasa Pura II dan sudah tidak menggunakan dana dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Untuk itu pihaknya berkomitmen mendorong peningkatan penerbangan melalui sejumlah terobosan.
Terminal baru bandara berstatus minimal operasi, dikarenakan sejumlah fasilitas penunjang masih memerlukan pembenahan atau penambahan. Seperti garbarata yang tersedia sebanyak tiga unit, namun sementara ini hanya bisa digunakan satu unit.
"Kemudian luas lahan parkir yang belum ideal dan perlu penambahan. Untuk itu ke depan sejumlah kekurangan ini akan kami benahi sehingga tidak lagi disebut minimal operasi," papar Paryono.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, saat ini pada terminal baru Bandara Tjilik Riwut, terjadi peningkatan kapasitas yang awalnya maksimal hanya mampu parkir stan pesawat sebanyak enam unit, kini meningkat menjadi 10 unit. Sementara itu untuk terminal lama saat ini sama sekali tidak digunakan, hingga nantinya ada petunjuk lebih lanjut dari pihak pusat.
Baca juga: Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya terima tiga garbarata
Baca juga: Terminal baru Bandara Tjilik Riwut mulai dioperasikan
Pewarta: Rendhik Andika/Muhammad Arif Hidayat
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: