Semua sekolah di Madiun-Jatim didorong sandang predikat Adiwiyata
29 Maret 2019 15:01 WIB
Sejumlah pelajar SMP membersihkan pasir dan abu vulkanik erupsi Gunung Kelud di lingkungan sekolah di Kota Madiun, Jatim, Sabtu (15/2). Sejumlah sekolah di Madiun belum melakukan kegiatan belajar-mengajar pada hari pertama setelah libur akibat erupsi Gunung Kelud, dan memanfaatkan waktu untuk kerja bakti memberisihkan lingkungan sekolah. (ANTARA FOTO/Siswowidodo)
Madiun (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun, Jawa Timur mendorong semua sekolah yang ada di wilayahnya untuk menyandang predikat sebagai sekolah Adiwiyata guna mencetak siswa yang peduli akan lingkungan hidup.
"Saat ini ada sembilan sekolah Adiwiyata mandiri, 17 sekolah Adiwiyata nasional, dan 11 Adiwiyata tingkat provinsi di Kota Madiun. Tahun ini, ada lima sekolah diajukan seleksi Adiwiyata lagi. Jumlah itu diharapkan terus bertambah," kata Wali Kota Madiun, Sugeng Rismiyanto di Madiun, Jumat.
Menurut dia, sekolah Adiwiyata sangat penting. Hal itu, bertujuan untuk membangun budaya berwawasan lingkungan yang berkelanjutan di kalangan siswa.
Untuk itu, hendaknya, puluhan predikat Adiwiyata yang diperoleh sejumlah sekolah di Kota Madiun tersebut harus diikuti dengan implementasi di lapangan. Bahkan, kalau bisa menular ke lingkungan tempat tinggal siswa.
Guna mewujudkan sekolah Adiwiyata, wali kota mengajak peserta didik untuk terus melaksanakan apa yang menjadi pokok utama Adiwiyata. Yakni, pengelolaan sampah yang baik demi terwujudnya lingkungan hidup yang bersih dan sehat.
Hal itu, hendaknya dilakukan setiap hari. Tanpa memikirkan sedang ada penilaian dalam rangka pengajuan sekolah Adiwiyata atau tidak.
Karenanya, ia berharap peserta didik dan kepala sekolah baik sekolah tingkat SD maupun SMP terus membudayakan pengelolaan sampah dengan baik.
"Tolong, anak-anak diajak untuk mengurangi sampah di lingkungan sekolah masing-masing. Ini penting karena kebersihan merupakan tanggung jawab bersama dan wajib dimulai dari diri sendiri," kata Sugeng.
Dengan kebiasaan tersebut, lingkungan akan bersih dan kesehatan terjaga. Telebih lagi, demam berdarah dapat ditekan dan tercipta generasi muda yang peduli kebersihan lingkungan.
"Soal penghargaan, pastinya hal itu akan mengikuti dari budaya peduli lingkungan yang telah terorganisir dengan baik tersebut," tambahnya.
Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun, Suwarno berharap setiap sekolah di Kota Madiun memiliki bank sampah.
"Hal itu sebagai pembelajaran siswa untuk mengerti tentang tata cara pengelolaan dan pengolahan sampah yang baik dan benar," katanya.
Baca juga: Mendikbud minta sekolah tingkatkan pelajaran tentang lingkungan
Baca juga: 3.871 sekolah sudah berpredikat peduli lingkungan
Baca juga: KLHK berharap banyak pada sekolah berbudaya lingkungan
"Saat ini ada sembilan sekolah Adiwiyata mandiri, 17 sekolah Adiwiyata nasional, dan 11 Adiwiyata tingkat provinsi di Kota Madiun. Tahun ini, ada lima sekolah diajukan seleksi Adiwiyata lagi. Jumlah itu diharapkan terus bertambah," kata Wali Kota Madiun, Sugeng Rismiyanto di Madiun, Jumat.
Menurut dia, sekolah Adiwiyata sangat penting. Hal itu, bertujuan untuk membangun budaya berwawasan lingkungan yang berkelanjutan di kalangan siswa.
Untuk itu, hendaknya, puluhan predikat Adiwiyata yang diperoleh sejumlah sekolah di Kota Madiun tersebut harus diikuti dengan implementasi di lapangan. Bahkan, kalau bisa menular ke lingkungan tempat tinggal siswa.
Guna mewujudkan sekolah Adiwiyata, wali kota mengajak peserta didik untuk terus melaksanakan apa yang menjadi pokok utama Adiwiyata. Yakni, pengelolaan sampah yang baik demi terwujudnya lingkungan hidup yang bersih dan sehat.
Hal itu, hendaknya dilakukan setiap hari. Tanpa memikirkan sedang ada penilaian dalam rangka pengajuan sekolah Adiwiyata atau tidak.
Karenanya, ia berharap peserta didik dan kepala sekolah baik sekolah tingkat SD maupun SMP terus membudayakan pengelolaan sampah dengan baik.
"Tolong, anak-anak diajak untuk mengurangi sampah di lingkungan sekolah masing-masing. Ini penting karena kebersihan merupakan tanggung jawab bersama dan wajib dimulai dari diri sendiri," kata Sugeng.
Dengan kebiasaan tersebut, lingkungan akan bersih dan kesehatan terjaga. Telebih lagi, demam berdarah dapat ditekan dan tercipta generasi muda yang peduli kebersihan lingkungan.
"Soal penghargaan, pastinya hal itu akan mengikuti dari budaya peduli lingkungan yang telah terorganisir dengan baik tersebut," tambahnya.
Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun, Suwarno berharap setiap sekolah di Kota Madiun memiliki bank sampah.
"Hal itu sebagai pembelajaran siswa untuk mengerti tentang tata cara pengelolaan dan pengolahan sampah yang baik dan benar," katanya.
Baca juga: Mendikbud minta sekolah tingkatkan pelajaran tentang lingkungan
Baca juga: 3.871 sekolah sudah berpredikat peduli lingkungan
Baca juga: KLHK berharap banyak pada sekolah berbudaya lingkungan
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: