New York (ANTARA) - Harga minyak mentah dunia turun pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), di tengah pernyataan terbaru Presiden AS Donald Trump mengenai produksi minyak oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Presiden AS Donald Trump pada Kamis (28/3) meminta organisasi produsen minyak itu untuk meningkatkan produksi mereka guna membatasi kenaikan harga.
"Sangat penting bahwa OPEC meningkatkan aliran minyak. Pasar-pasar dunia rapuh, harga minyak menjadi terlalu tinggi. Terima kasih!" Trump men-tweet.
Minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, turun 0,11 dolar AS menjadi menetap pada 59,30 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sebelumnya kontrak jatuh ke 58,20 dolar AS setelah tweet Trump.
Sementara itu, patokan internasional, minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei, melemah 0,01 dolar AS menjadi ditutup pada 67,82 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, setelah sebelumnya jatuh menjadi 66,54 dolar AS per barel.
Harga minyak telah memperoleh keuntungan yang cukup besar sepanjang tahun ini terutama karena upaya yang sedang berlangsung untuk membatasi pasokan oleh produsen-produsen minyak utama.
Harga minyak telah naik lebih dari 25 persen tahun ini, dengan WTI menuju kenaikan kuartal pertama terbesar sejak 2002 serta untuk kedua kontrak minyak WTI dan Brent menandai kenaikan kuartalan terbaik sejak 2009, terutama karena langkah-langkah oleh OPEC dan sekutunya seperti Rusia untuk memangkas produksi.
Desember lalu, OPEC dan produsen minyak utama lainnya, termasuk Rusia, berjanji untuk memotong produksi sebesar 1,2 juta barel per hari untuk menopang harga, efektif mulai Januari tahun ini.
Harga minyak tertekan pada Rabu (27/3) setelah data yang baru dirilis oleh Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan peningkatan tak terduga dalam persediaan minyak mentah AS minggu lalu.
Harga minyak ditutup lebih rendah di tengah "tweet" Trump tentang OPEC
29 Maret 2019 06:55 WIB
Ilustrasi - Eksploitasi minyak lepas pantai (Antaranews.com) (Antaranews.com/)
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019
Tags: