Pemuda dan tokoh agama di Papua diajak jaga kelestarian lingkungan
29 Maret 2019 04:29 WIB
Suasana diskusi panel yang digelar oleh Badan Pengurus Persekutuan Gegera Gereja (PGGS) se -Kota Jayapura mengenai komitmen menjaga kelestarian lingkungan. (FOTO ANTARA/Musa Abubar)
Jayapura (ANTARA) - Badan Pengurus Persekutuan Gegera Gereja (PGGS) se -Kota Jayapura menggelar diskusi panel guna mengajak pemuda gereja, tokoh agama, masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga dan melestarikan lingkungan
Diskusi panel yang berlangsung sehari itu diselenggarakan di Gedung Aula Serbaguna Gereja Pniel Kotaraja, Abepura, Kota Jayapura, Kamis.
Momentum akbar ini menghadirkan enam pemateri yakni Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano, Kapolresta Kota Jayapura, AKBP Gustav R.Urbinas, akademikus dari Universitas Cenderawasih Marius Yaung, Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Port Numbay Syors Awi, Direktur WWF Papua Beja V Mambai, dan Pendeta Jems Wambrauw.
Hadir sebagai peserta para pemuda dari berbagai denominasi gereja, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh perempuan, aktivis lingkungan, dan masyarakat umum.
Diskusi panel itu berkaca dari banjir bandang yang melanda Sentani, Kabupaten Jayapura, dan menelan ratusan korban jiwa serta menyita perhatian berbagai pihak.
Selain itu, juga bencana tanah longsor di Kota Jayapura yang menyebabkan tujuh orang meninggal dunia.
Akhir dari kegiatan itu ditandai dengan penandatangan komitmen bersama untuk menjaga lingkungan, khususnya kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop dan kawasan daerah aliran sungai (DAS).
Wali Kota Jayapura Benhur Tomi Mano mengatakan penduduk yang bermukim di sekitar kawasan Cagar Alam Cycloop dan daerah sekitar bantaran sungai di Kota Jayapura, belum terdaftar sebagai warga kota, karena belum memiliki KTP elektronik.
"Penduduk itulah yang berkebun sembarangan dan menebang pohon juga dengan sembarangan, akhirnya ketika datang hujan banjir terjadi di mana-mana," katanya.
Selain itu, menurut Benhur, belum ada kesadaran dari warga Kota Jayapura untuk menjaga lingkungan, contoh kecil masih saja membuang sampah secara sembarangan.
Wali Kota berharap komitmen penandatangan menjaga lingkungan setelah diskusi diharapkan membantu pemerintah untuk menjaga dan melestarikan lingkungan demi untuk anak cucu.
Baca juga: Wapres: Pengrusakan lingkungan penyebab banjir tanggungjawab semua
Baca juga: Banjir Sentani dan alih fungsi lahan
Diskusi panel yang berlangsung sehari itu diselenggarakan di Gedung Aula Serbaguna Gereja Pniel Kotaraja, Abepura, Kota Jayapura, Kamis.
Momentum akbar ini menghadirkan enam pemateri yakni Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano, Kapolresta Kota Jayapura, AKBP Gustav R.Urbinas, akademikus dari Universitas Cenderawasih Marius Yaung, Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Port Numbay Syors Awi, Direktur WWF Papua Beja V Mambai, dan Pendeta Jems Wambrauw.
Hadir sebagai peserta para pemuda dari berbagai denominasi gereja, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh perempuan, aktivis lingkungan, dan masyarakat umum.
Diskusi panel itu berkaca dari banjir bandang yang melanda Sentani, Kabupaten Jayapura, dan menelan ratusan korban jiwa serta menyita perhatian berbagai pihak.
Selain itu, juga bencana tanah longsor di Kota Jayapura yang menyebabkan tujuh orang meninggal dunia.
Akhir dari kegiatan itu ditandai dengan penandatangan komitmen bersama untuk menjaga lingkungan, khususnya kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop dan kawasan daerah aliran sungai (DAS).
Wali Kota Jayapura Benhur Tomi Mano mengatakan penduduk yang bermukim di sekitar kawasan Cagar Alam Cycloop dan daerah sekitar bantaran sungai di Kota Jayapura, belum terdaftar sebagai warga kota, karena belum memiliki KTP elektronik.
"Penduduk itulah yang berkebun sembarangan dan menebang pohon juga dengan sembarangan, akhirnya ketika datang hujan banjir terjadi di mana-mana," katanya.
Selain itu, menurut Benhur, belum ada kesadaran dari warga Kota Jayapura untuk menjaga lingkungan, contoh kecil masih saja membuang sampah secara sembarangan.
Wali Kota berharap komitmen penandatangan menjaga lingkungan setelah diskusi diharapkan membantu pemerintah untuk menjaga dan melestarikan lingkungan demi untuk anak cucu.
Baca juga: Wapres: Pengrusakan lingkungan penyebab banjir tanggungjawab semua
Baca juga: Banjir Sentani dan alih fungsi lahan
Pewarta: Musa Abubar
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: