PSI dan Perindo terancam tak lolos PT bukti partai baru sulit diterima
28 Maret 2019 20:31 WIB
Gedung Parlemen, di Jakarta. Di gedung inilah para wakil rakyat yang diwadahi partai politik beraktivitas. Untuk bisa ke sana, partai politik harus memenuhi parliamentary treshhold empat persen. (wikipedia.org)
Jakarta (ANTARA) - Hasil survei terbaru CSIS yang memprediksi partai baru, di antaranya PSI dan Perindo, terancam tak lolos parliamentary threshold atau ambang batas parlemen, menunjukkan partai baru sulit diterima masyarakat, kata Direktur for Presidential Studies-DECODE UGM, Nyarwi Ahmad.
Dihubungi di Jakarta, Kamis, dia mengatakan, dalam memilih partai, masyarakat Indonesia masih mempertimbangkan identitas dan tokoh yang ada di partai itu.
"Partai-partai politik baru rata-rata identitasnya lemah dan tokoh-tokoh yang dimiliki pun belum sepenuhnya populer atau berpengaruh," katanya.
Partai-partai politik lama, lanjut Nyarwi, butuh waktu beberapa tahun untuk memiliki identitas yang kuat.
"Itu pun eksistensi partai-partai tersebut pada awalnya banyak yang tergantung kepada tokoh," kata doktor bidang komunikasi politik dan marketing politik lulusan Universitas Bournemouth, Inggris, itu.
Hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang diumumkan di Jakarta, Kamis, memprediksi partai-partai baru, yakni PSI, Perindo, Partai Berkarya, dan Partai Garuda tak lolos ambang batas empat persen.
Elektabilitas PSI 0,5 persen, Perindo 1,1 persen, Partai Garuda 0,1 persen, dan Partai Berkarya 0,1 persen.
Adapun partai lama yang terancam tidak lolos ke Senayan adalah PKPI 0,2 persen, PBB 0,4 persen, dan Partai Hanura 0,8 persen.
Sementara PPP 3 persen dan PAN 2,5 persen juga masih belum aman karena masih dalam rentang margin of error ancaman ketidaklolosan parlemen.
Sementara partai dengan elektabilitas tertinggi berturut-turut adalah PDI Perjuangan 25,9 persen, Partai Gerindra 13,3 persen, Partai Golkar 9,4 persen, PKB 7 persen, Partai Demokrat 5,5 persen, PKS 4,6 persen, dan Partai NasDem 4,3 persen.
Adapun yang belum menentukan pilihan sebanyak 3,2 persen dan yang tidak menjawab atau menjawab rahasia sebanyak 18,2 persen.
Survei CSIS ini dilakukan 15-22 Maret 2019 dengan jumlah sampel sebesar 1.960 yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia. Margin of error survei ini sebesar +/- 2,21 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Dihubungi di Jakarta, Kamis, dia mengatakan, dalam memilih partai, masyarakat Indonesia masih mempertimbangkan identitas dan tokoh yang ada di partai itu.
"Partai-partai politik baru rata-rata identitasnya lemah dan tokoh-tokoh yang dimiliki pun belum sepenuhnya populer atau berpengaruh," katanya.
Partai-partai politik lama, lanjut Nyarwi, butuh waktu beberapa tahun untuk memiliki identitas yang kuat.
"Itu pun eksistensi partai-partai tersebut pada awalnya banyak yang tergantung kepada tokoh," kata doktor bidang komunikasi politik dan marketing politik lulusan Universitas Bournemouth, Inggris, itu.
Hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang diumumkan di Jakarta, Kamis, memprediksi partai-partai baru, yakni PSI, Perindo, Partai Berkarya, dan Partai Garuda tak lolos ambang batas empat persen.
Elektabilitas PSI 0,5 persen, Perindo 1,1 persen, Partai Garuda 0,1 persen, dan Partai Berkarya 0,1 persen.
Adapun partai lama yang terancam tidak lolos ke Senayan adalah PKPI 0,2 persen, PBB 0,4 persen, dan Partai Hanura 0,8 persen.
Sementara PPP 3 persen dan PAN 2,5 persen juga masih belum aman karena masih dalam rentang margin of error ancaman ketidaklolosan parlemen.
Sementara partai dengan elektabilitas tertinggi berturut-turut adalah PDI Perjuangan 25,9 persen, Partai Gerindra 13,3 persen, Partai Golkar 9,4 persen, PKB 7 persen, Partai Demokrat 5,5 persen, PKS 4,6 persen, dan Partai NasDem 4,3 persen.
Adapun yang belum menentukan pilihan sebanyak 3,2 persen dan yang tidak menjawab atau menjawab rahasia sebanyak 18,2 persen.
Survei CSIS ini dilakukan 15-22 Maret 2019 dengan jumlah sampel sebesar 1.960 yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia. Margin of error survei ini sebesar +/- 2,21 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019
Tags: