Padang (ANTARA) - Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sumatera Barat menyampaikan bahwa kondisi Zulfirman Syah, warga negara Indonesia asal Kota Padang yang menjadi korban penembakan di Kota Christchurch, Selandia Baru mulai membaik setelah menjalani perawatan.

"Keluarga korban (Zulfirman Syah, red.) sudah kembali dari Selandia Baru, sampai di Padang pada Rabu (27/3) pukul 22.00 WIB. Ada kabar baik yang dibawa," kata Kepala Cabang Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sumbar Zeng Wellf di Padang, Kamis, dalam pertemuan bersama keluarga Zulfirman Syah dan awak media.

Di pertemuan tersebut, kakak Zulfirman yang berkunjung ke Selandia Baru Yulierma, menceritakan pengalaman ketika bertemu dengan adiknya tersebut.

"Saat ke rumah sakit memang ada sedikit kendala karena begitu ketat peraturan di sana. Tapi bisa diatasi, kami juga didampingi oleh tim dari ACT," katanya.

Saat pertemuan pertama, ia menerangkan bahwa kondisi Zulfirman yang mendapat empat tembakan di tubuhnya sudah mulai membaik dengan wajah tampak segar meski masih berbaring.

Selama empat kali pertemuan, Zulfirman menunjukkan perkembangan yang membuat keluarga lega.

"Hari ketiga beliau sudah bisa duduk. Hari keempat saat kami akan pamit pulang beliau bahkan sudah bisa berdiri. Anaknya juga membaik. Ini kabar baik yang kami bawa pulang untuk orang tua yang menunggu di rumah," ujanya.

Dalam pertemuan itu pula, rombongan keluarga dan Zulfirman banyak bercerita seputar pengalaman masa kecil yang akhirnya menjadi hiburan tersendiri bagi Zulfirman.

"Adik kami juga sempat minta makanan kesukaannya nasi goreng dan bakwan tapi kami tidak bawa dari Indonesia karena khawatir rumit saat pemeriksaan di bandara," ujarnya.

Kakak laki-laki Zufirman yang juga ikut berkunjung, Handra, menceritakan tentang bagaimana toleransi dan dukungan masyarakat Selandia Baru terhadap Muslim di negara itu.

"Masyarakat di sana sangat respek. Di rumah sakit kami juga dilayani dengan sangat baik," katanya.

Pendamping keluarga Zulfirman selama di Selandia Baru dari Global Humanity Response (GHR) ACT Suci mengatakan proses yang mereka lalui ketika mulai berangkat pekan lalu hingga pulang pada Rabu (27/3) terbilang lancar.

Selama di sana, pihak ACT juga mengunjungi keluarga korban yang meninggal dari negara Banglades, Palestina, termasuk Indonesia.

"Tim dari ACT masih ada di Christchurch karena rencananya Jumat (29/2) akan ikuti peringatan dua pekan peristiwa itu," katanya.

Pihak ACT membantu memfasilitasi keluarga Zulfirman berangkat ke Selandia Baru untuk membesuk korban penembakan yang terjadi di dua masjid di Christchurch, Jumat (15/3).

Keluarga Zulfirman dilepas keberangkatannya ke Selandia Baru pada Kamis (21/3) di kantor ACT Sumbar.

ACT sebelumnya mengapresiasi sikap Perdana Menteri Selandia Baru yang telah mengambil tindakan tegas atas serangan yang menewaskan 50 orang tersebut.