Kemendikbud minta insan film tiru semangat Usmar Ismail
28 Maret 2019 18:26 WIB
Pemeran film Dilan 1991 Vanesha Prescilla (kiri) dan Iqbal Ramadhan (kanan) berpose saat peluncuran Trailer Film Dilan 1991 di Jakarta, Kamis (17/1/2019). Film Dilan 1991 ini menargetkan tujuh juta penonton serta diharapkan dapat berkontribusi bagi kemajuan industri film nasional. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/wsj.) (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/wsj./)
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Didik Suhardi meminta insan film untuk meniru semangat Bapak Perfilman Indonesia, Usmar Ismail.
"Anak-anakku para siswa, guru, serta bapak dan ibu para pegiat perfilman, hari ini kita ingin mengenang pada tahun 1950 atau 69 tahun yang lalu bangsa Indonesia menorehkan sejarah untuk pertama kalinya pembuatan film yang diproduksi oleh anak bangsa, yakni Bapak Usmar Ismail. Beliau adalah Bapak Perfilman Indonesia,” kata Didik dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis.
Semangat yang diberikan oleh Bapak Usmar Ismail, kata Didik, mendorong para pelaku perfilman untuk terus berkarya memproduksi lebih banyak lagi film-film Indonesia.
“Alhamdulillah sekarang film Indonesia sudah banyak diproduksi dan bagus-bagus. Saya berharap kita semua mencintai, menggemari, dan menyosialisasikannya, serta jangan lupa menonton film-film Indonesia,” pesan Didik.
Didik mengatakan, semakin banyak pegiat perfilman memproduksi film dapat meningkatkan perekonomian Indonesia.
"Dengan semakin banyaknya film yang diproduksi, secara otomatis dapat menumbuhkan tenaga kerja. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di bidang perfilman, Kemendikbud sudah membuka jurusan perfilman di SMK sejak tahun lalu," ucapnya.
Dengan adanya jurusan tersebut, Didik berharap, kebutuhan tenaga kerja bidang perfilman dapat diisi oleh anak-anak Indonesia. Dengan adanya Pusat Pengembangan Perfilman, dapat membantu memfasilitasi siswa atau masyarakat yang punya minat untuk mendalami bidang perfilman mulai dari penyutradaraan, penulisan skenario, hingga produser film.
Tujuan peringatan HFN yang tertuang dalam Surat Keputusan Presiden Nomor 25 tahun 1999 adalah upaya meningkatkan kepercayaan diri, motivasi, dan kreativitas para insan film Indonesia, serta untuk meningkatkan prestasi yang mampu mengangkat derajat film Indonesia secara regional, nasional, dan internasional.
Peringatan HFN tahun 2019, antara lain, diisi dengan pemberian apresiasi kesetiaan, bincang film, pameran sejarah perfilman, sinema klasik, bedah buku, pameran wadrobe dan properti film, workshop perfilman, pemutaran film Indonesia, kelas inspirasi sinema, hiburan, meet and great dengan insan perfilman, serta kampanye film.
Baca juga: Perkembangan film nasional cukup menggembirakan
Baca juga: Kemdikbud ingin HFN jadi momentum pemajuan film Indonesia
Baca juga: "Mencari Hilal" akhiri roadshow HFN
Baca juga: Sutradara: Kritik film turut tingkatkan kualitas film Indonesia
"Anak-anakku para siswa, guru, serta bapak dan ibu para pegiat perfilman, hari ini kita ingin mengenang pada tahun 1950 atau 69 tahun yang lalu bangsa Indonesia menorehkan sejarah untuk pertama kalinya pembuatan film yang diproduksi oleh anak bangsa, yakni Bapak Usmar Ismail. Beliau adalah Bapak Perfilman Indonesia,” kata Didik dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis.
Semangat yang diberikan oleh Bapak Usmar Ismail, kata Didik, mendorong para pelaku perfilman untuk terus berkarya memproduksi lebih banyak lagi film-film Indonesia.
“Alhamdulillah sekarang film Indonesia sudah banyak diproduksi dan bagus-bagus. Saya berharap kita semua mencintai, menggemari, dan menyosialisasikannya, serta jangan lupa menonton film-film Indonesia,” pesan Didik.
Didik mengatakan, semakin banyak pegiat perfilman memproduksi film dapat meningkatkan perekonomian Indonesia.
"Dengan semakin banyaknya film yang diproduksi, secara otomatis dapat menumbuhkan tenaga kerja. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di bidang perfilman, Kemendikbud sudah membuka jurusan perfilman di SMK sejak tahun lalu," ucapnya.
Dengan adanya jurusan tersebut, Didik berharap, kebutuhan tenaga kerja bidang perfilman dapat diisi oleh anak-anak Indonesia. Dengan adanya Pusat Pengembangan Perfilman, dapat membantu memfasilitasi siswa atau masyarakat yang punya minat untuk mendalami bidang perfilman mulai dari penyutradaraan, penulisan skenario, hingga produser film.
Tujuan peringatan HFN yang tertuang dalam Surat Keputusan Presiden Nomor 25 tahun 1999 adalah upaya meningkatkan kepercayaan diri, motivasi, dan kreativitas para insan film Indonesia, serta untuk meningkatkan prestasi yang mampu mengangkat derajat film Indonesia secara regional, nasional, dan internasional.
Peringatan HFN tahun 2019, antara lain, diisi dengan pemberian apresiasi kesetiaan, bincang film, pameran sejarah perfilman, sinema klasik, bedah buku, pameran wadrobe dan properti film, workshop perfilman, pemutaran film Indonesia, kelas inspirasi sinema, hiburan, meet and great dengan insan perfilman, serta kampanye film.
Baca juga: Perkembangan film nasional cukup menggembirakan
Baca juga: Kemdikbud ingin HFN jadi momentum pemajuan film Indonesia
Baca juga: "Mencari Hilal" akhiri roadshow HFN
Baca juga: Sutradara: Kritik film turut tingkatkan kualitas film Indonesia
Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: