Jakarta (ANTARA) - Qlue tidak menganggap aplikasi "Jakarta Aman" milik Pemerintah DKI Jakarta untuk melaporkan keadaan darurat melalui ponsel pintar, sebagai pesaingnya.

Founder dan CEO Qlue, Rama Raditya, di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa Jakarta Aman adalah mitra dari perusahaan rintisannya. Menurutnya, Qlue dan Jakarta Aman saling bekerja sama untuk membangun DKI Jakarta menjadi lebih baik.

"Saya udah ngobrol sih sama founder-nya. Malah kita bilang, kita ini udah masuk ke kepolisian jadi kita bilang, bisa bantu kita lah. Jadi smart city ini semacam ekosistem," kata Rama ditemui dalam acara Smart Citizen Day.

"Jadi enggak bisa satu aplikasi aja yang jadi champion-nya. Jadi ada aplikasi keamanan dan pelaporan," ujarnya lebih lanjut.

Aplikasi Jakarta Aman tidak jauh berbeda dari Qlue. Sementara Qlue adalah aplikasi yang membantu menghubungkan masyarakat dengan pemerintah.

Qlue bekerja berdampingan dengan pemerintah Jakarta dalam menerapkan konsep smart city pertama di Indonesia dan telah bekerja sama dengan sejumlah sektor seperti keamanan, industri, dan penanggulangan pasca-bencana.

Soal penggunaan dua aplikasi itu, bagi Rama yang terpenting adalah bagaimana pemerintah bisa merespons dengan cepat laporan atau keluhan yang disampaikan warga melalui Qlue atau Jakarta Aman.

"Yang penting pemerintah bisa menggunakan aplikasi-aplikasi dan sensor-sensor ini dari kotanya, itu kan untuk safety dan security. Keluhan dapat terjawab dan teratasi dengan baik," ujarnya.

Qlue hingga saat ini sudah bekerja sama dengan 17 Kepolisian Daerah (Polda) dan banyak laporan tentang tindak kriminal dan narkoba yang masuk ke aplikasi tersebut.

"Jakarta Aman ada panic button-nya, itu kan bisa dipakai sama polisi. Makanya kemarin saya ngomong kita bisa kerja sama. Jadi kolaborasi lah kuncinya sih, enggak ada kompetisi di sini," jelas Rama.

Baca juga: Pemprov DKI luncurkan aplikasi Jakarta Aman
Baca juga: Qlue ajak 34 pemuda menjadi agen perubahan smart city