Indonesia-Australia perkuat aspek keselamatan transportasi
28 Maret 2019 17:13 WIB
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Djoko Sasono dalam Indonesia – Australia Transportation Sector di Nusa Dua, Kamis. (ANTARA/ Juwita Trisna Rahayu)
Nusa Dua (ANTARA) - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Australia melalui Departement of Infrastructure and Regional Development sepakat untuk memperkuat aspek keselamatan transportasi antarkedua negara dalam Indonesia-Australia Transportation Sector.
“Terutama aspek keselamatan karena ini selalu jadi topik yang terus kami kedepankan,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan sekaligus Co-Chair Persidangan Indonesia–Australia Transportation Sector di Nusa Dua, Bali, Kamis.
Menurut dia, keselamatan transportasi yang baik harus didukung dengan regulasi dan sumber daya yang baik, termasuk kerja sama pengembangan kapasitas dalam maupun luar negeri.
“Terus kami angkat dan dalami, keselamatan yang baik tentunya semua harus didukung berbagai hal, sumber daya, organisasi dan regulasi,” katanya.
Salah satu peningkatan area kerja sama pada bidang transportasi antara lain keselamatan transportasi darat.
"Ditjen Perhubungan Darat menyadari keselamatan berkendara di jalan merupakan aspek penting. Saya harap dalam diskusi ini kita semua dapat mencari cara bersama untuk meningkatkan keselamatan transportasi berbasis jalan," katanya.
Selain itu, kerja sama Indonesia - Australia dalam sektor transportasi diharapkan dapat lebih berkembang pada sektor pendukung lainnya.
Hal tersebut menyusul telah ditandatangani Ship Safety Inspection & Solid Bulk dan Indonesia- Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) pada awal Maret 2019 tentang angkutan barang dan jasa antar kedua negara pada era perdagangan bebas.
"Indonesia telah menerima banyak masukan terkait sektor transportasi laut dan udara dari pemerintah Austalia. Dengan penandatanganan baru tersebut diharapkan kerja sama lebih berkembang di sektor pendukung lainnya sesuai perjanjian kerjasama yang baru," kata Djoko.
Kerja sama bidang transportasi antara Indonesia dan Australia telah berlangsung sejak 2004 melalui perjanjian "The Indonesia Transport Safety Assistance Package (ITSAP)".
Untuk 2019, kerja sama kedua negara tersebut berkembang membahas isu baru yaitu meliputi sektor perhubungan darat, pengembangan Sumber Daya Manusia bidang transportasi, dan penelitian pengembangan bidang transportasi.
Salah satu topik pembahasan pada Executive Meeting TSF yaitu kerjasama program terkait inspeksi keselamatan kapal dan angkutan barang "The Ship Safety Inspection and Solid Bulk Cargo" antara kedua negara sesuai dengan kesepakatan yang tertera pada International Maritime Organization/ IMO di pelabuhan internasional Indonesia.
Sesjen Djoko mengatakan ingin menghidupkan kembali pertukaran pejabat Indonesia ke Australia yang pernah dilakukan pada 1990-an untuk capacity building.
"Peningkatan kapasitas terkait SAR and rescue diharapkan berdaya guna mengingat karakteristik daerah di Indonesia (rawan bencana), sehingga kami ingin semua lebih cepat," lanjut Djoko.
Pada forum tersebut juga disampaikan tindak lanjut dari hasil pembahasan TSF tahun 2018 yaitu telah dilaksanakan MoU antara Menteri Perhubungan Indonesia dan Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia pada 31 Agustus 2018.
“Dengan MoU tersebut kerja sama tidak hanya terbatas pada safety/keselamatan tetapi juga sektor lainnya," katanya.
Pembahasan selanjutnya yaitu terkait tantangan dan peluang yang akan muncul di sektor transportasi karena perkembangan teknologi.
Pada sektor tranportasi khususnya penerbangan, teknologi mengubah cara berinteraksi satu negara dengan negara lain di iklim global. Sebagai regulator kita wajib mengadopsi perkembangan teknologi yang semakin maju, " lanjut Djoko.
Selain itu, forum juga membahas tentang perkembangan teknologi drone.
Indonesia Australia Transport Sector Forum tahun ini masih menggunakan format yang sama seperti sebelumnya yang diselenggarakan di Melbourne, Australia pada tahun lalu.
Setiap sektor mendiskusikan detail kerjasama terkait kebijakan dan isu strategis transportasi kedua negara.
"Saya berharap delegasi Indonesia dapat menunjukkan komitmen sehingga dapat memperkuat kerjasama transportasi kedua belah pihak, " kata Djoko.
Indonesia – Australia Transportation Sector Forum merupakan forum bilateral tahunan yang membahas kerjasama transportasi kedua negara tersebut.
Sementara itu, Delegasi Australia dipimpin oleh Deputy Secretary of The Departement of Infrastructure and Regional Development Australia, Ms. Pip Spence.
Pip Spence mengatakan kerja sama ini penting untuk melanjutkan kerja sama sebelumnya dan melihat kesempatan-kesempatan di bidang transportasi di masa yang akan datang.
“Kami telah melakukan kerja sama yang sukses antarkedua negara, dan ini sangat penting, kami berharap bisa meningkatkan level kerja sama ini dan mengambil kesempatan pada masa depan,” katanya.
T.J010/
“Terutama aspek keselamatan karena ini selalu jadi topik yang terus kami kedepankan,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan sekaligus Co-Chair Persidangan Indonesia–Australia Transportation Sector di Nusa Dua, Bali, Kamis.
Menurut dia, keselamatan transportasi yang baik harus didukung dengan regulasi dan sumber daya yang baik, termasuk kerja sama pengembangan kapasitas dalam maupun luar negeri.
“Terus kami angkat dan dalami, keselamatan yang baik tentunya semua harus didukung berbagai hal, sumber daya, organisasi dan regulasi,” katanya.
Salah satu peningkatan area kerja sama pada bidang transportasi antara lain keselamatan transportasi darat.
"Ditjen Perhubungan Darat menyadari keselamatan berkendara di jalan merupakan aspek penting. Saya harap dalam diskusi ini kita semua dapat mencari cara bersama untuk meningkatkan keselamatan transportasi berbasis jalan," katanya.
Selain itu, kerja sama Indonesia - Australia dalam sektor transportasi diharapkan dapat lebih berkembang pada sektor pendukung lainnya.
Hal tersebut menyusul telah ditandatangani Ship Safety Inspection & Solid Bulk dan Indonesia- Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) pada awal Maret 2019 tentang angkutan barang dan jasa antar kedua negara pada era perdagangan bebas.
"Indonesia telah menerima banyak masukan terkait sektor transportasi laut dan udara dari pemerintah Austalia. Dengan penandatanganan baru tersebut diharapkan kerja sama lebih berkembang di sektor pendukung lainnya sesuai perjanjian kerjasama yang baru," kata Djoko.
Kerja sama bidang transportasi antara Indonesia dan Australia telah berlangsung sejak 2004 melalui perjanjian "The Indonesia Transport Safety Assistance Package (ITSAP)".
Untuk 2019, kerja sama kedua negara tersebut berkembang membahas isu baru yaitu meliputi sektor perhubungan darat, pengembangan Sumber Daya Manusia bidang transportasi, dan penelitian pengembangan bidang transportasi.
Salah satu topik pembahasan pada Executive Meeting TSF yaitu kerjasama program terkait inspeksi keselamatan kapal dan angkutan barang "The Ship Safety Inspection and Solid Bulk Cargo" antara kedua negara sesuai dengan kesepakatan yang tertera pada International Maritime Organization/ IMO di pelabuhan internasional Indonesia.
Sesjen Djoko mengatakan ingin menghidupkan kembali pertukaran pejabat Indonesia ke Australia yang pernah dilakukan pada 1990-an untuk capacity building.
"Peningkatan kapasitas terkait SAR and rescue diharapkan berdaya guna mengingat karakteristik daerah di Indonesia (rawan bencana), sehingga kami ingin semua lebih cepat," lanjut Djoko.
Pada forum tersebut juga disampaikan tindak lanjut dari hasil pembahasan TSF tahun 2018 yaitu telah dilaksanakan MoU antara Menteri Perhubungan Indonesia dan Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia pada 31 Agustus 2018.
“Dengan MoU tersebut kerja sama tidak hanya terbatas pada safety/keselamatan tetapi juga sektor lainnya," katanya.
Pembahasan selanjutnya yaitu terkait tantangan dan peluang yang akan muncul di sektor transportasi karena perkembangan teknologi.
Pada sektor tranportasi khususnya penerbangan, teknologi mengubah cara berinteraksi satu negara dengan negara lain di iklim global. Sebagai regulator kita wajib mengadopsi perkembangan teknologi yang semakin maju, " lanjut Djoko.
Selain itu, forum juga membahas tentang perkembangan teknologi drone.
Indonesia Australia Transport Sector Forum tahun ini masih menggunakan format yang sama seperti sebelumnya yang diselenggarakan di Melbourne, Australia pada tahun lalu.
Setiap sektor mendiskusikan detail kerjasama terkait kebijakan dan isu strategis transportasi kedua negara.
"Saya berharap delegasi Indonesia dapat menunjukkan komitmen sehingga dapat memperkuat kerjasama transportasi kedua belah pihak, " kata Djoko.
Indonesia – Australia Transportation Sector Forum merupakan forum bilateral tahunan yang membahas kerjasama transportasi kedua negara tersebut.
Sementara itu, Delegasi Australia dipimpin oleh Deputy Secretary of The Departement of Infrastructure and Regional Development Australia, Ms. Pip Spence.
Pip Spence mengatakan kerja sama ini penting untuk melanjutkan kerja sama sebelumnya dan melihat kesempatan-kesempatan di bidang transportasi di masa yang akan datang.
“Kami telah melakukan kerja sama yang sukses antarkedua negara, dan ini sangat penting, kami berharap bisa meningkatkan level kerja sama ini dan mengambil kesempatan pada masa depan,” katanya.
T.J010/
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: