Tokyo (ANTARA) - Nikkei Jepang berakhir lebih rendah pada perdagangan Kamis, karena penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS memicu kekhawatiran tentang perlambatan di ekonomi terbesar dunia dan penurunan yang mendalam secara global, menempatkan tekanan terhadap saham-sahan siklikal seperti eksportir.
Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) jatuh 1,61 persen atau 344,97 poin, dari tingkat penutupan Rabu (27/3/2019), menjadi mengakhiri perdagangan di 21.033,76 poin.
Imbal hasil obligasi 10-tahun AS yang menjadi acuan turun ke posisi terendah 15-bulan pada Rabu (27/3/2019), menjaga kurva imbal hasil terbalik dalam sinyal resesi AS di waktu mendatang.
Juga memicu kekhawatiran tentang pertumbuhan, bank sentral Selandia Baru pada Rabu (27/3) mengejutkan pasar dengan melakukan pergeseran tajam ke sikap dovish, sementara Bank Sentral Eropa menunda rencana kenaikan suku bunga dalam menghadapi meningkatnya risiko-risiko pertumbuhan global.
Kesuraman ekonomi juga diperlihatkan Jerman yang menjual surat utang bertenor 10-tahun dengan imbal hasil negatif untuk pertama kalinya sejak musim gugur 2016.
"Investor semakin menjadi penghindar risiko (risk-averse) dan beralih ke saham-saham defensif safe-haven dari saham-saham siklikal," kata Nobuhiko Kuramochi, ahli strategi di Mizuho Securities, dikutip dari Reuters.
Tetapi dia mengatakan bahwa ketika indeks jatuh di bawah level psikologis penting 21.000, penjualan cenderung menurun.
Saham-saham eksportir dijual, karena dolar AS tergelincir 0,4 persen menjadi 110,09 yen.
Tokyo Electron turun 1,7 persen, Subaru Corp jatuh 3,3 persen dan Daikin merosot 1,5 persen.
Renesas Electronics Corp jatuh 5,4 persen dan Rohm Co jatuh 4,6 persen setelah pembuat chip Jerman Infineon memangkas proyeksi pendapatan 2019 pada Rabu (27/3) untuk kedua kalinya, yang merugikan saham-saham chip AS semalam.
Indeks semikonduktor Philadelphia SE turun 1,5 persen.
Perusahaan jasa pengiriman yang peka terhadap permintaan global, merana. Mitsui OSK Lines turun 3,5 persen dan Kawasaki Kisen turun 3,9 persen.
Di tempat lain, Bank Gunma menukik 8,2 persen setelah memangkas prospek laba bersih untuk tahun yang berakhir Maret menjadi 23,1 miliar yen dari 28,5 miliar yen.
Sementara itu, indeks Topix yang lebih luas dari semua saham papan utama di Tokyo turun 26,64 poin atau 1,66 persen, menjadi berakhir di 1.582,85 poin, dengan jumlah saham turun melebihi yang naik, sebanyak 1.878 saham terhadap 229 saham.
Baca juga: Pasar saham Australia membalikkan kerugian awal berakhir lebih tinggi
Saham Nikkei Jepang berakhir turun 1,61 persen
28 Maret 2019 16:15 WIB
Bursa saham Tokyo, Jepang. (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: