Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta akselerasi pembangunan infrastruktur di seluruh Nusantara tidak sampai terhenti karena akan kebutuhan sarana dan prasarana masih tinggi, apalagi Indonesia juga masih tertinggal dari Malaysia.

"Saya sampaikan jangan berhenti di situ karena perjalanan Republik ini masih panjang sekali. Saya ingin menggugah kalian semua jangan pernah memiliki karakter untuk mencari-cari alasan untuk kejar ketertinggalan," ujar Sri dalam Acara Dasabakti PT Sarana Multi Infrastruktur di Jakarta, Kamis.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengutip "Global Competitiveness Index (GCI)" 2018, bahwa infrastruktur Indonesia masih berada di peringkat 71, ataupun kalah jauh dibanding Malaysia yang berada di peringkat 30.

Dengan ketertinggalan itu, Sri Mulyani meminta SMI dan juga pemangku kepentingan lain di sektor infrastruktur untuk tidak permisif atau mencari-cari alasan.

Dia mengatakan memahami bahwa keadaan geografis Indonesia yang memiliki belasan ribu pulau sangat berbeda dengan Malaysia yang bukan negara kepulauan. Indonesia juga memiliki luas wilayah yang jauh lebih besar dibanding Malaysia.

Namun, menurut Ani --sapaan akrabnya--, semua itu tidak bisa menjadi alasan untuk menoleransi ketertinggalan infrastruktur. Seharusnya perbedaan kondisi geografis itu menjadi tantangan yang harus ditaklukan oleh Indonesia.

"Anda mungkin katakan ini terlalu sulit, ini terlalu struktural, terlalu fundamental, tolong apapun alasannya yang mengurangi semangat, buat jadi solusi," katanya.

Ani juga menekankan pembangunan infrastruktur yang masif memang menjadi kebutuhan bagi Indonesia. Hal itu menjadi modal dasar bagi Indonesia untuk bisa mengejar ketertinggalan dii berbagai bidang. Tujuannya, tidak hanya untuk menghubungkan masyarakat antarpulau, namun menarik investor agar mau ikut mengembangkan ekonomi Tanah Air.

Dengan keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), komitmen investor swasta untuk turut membangun infrastruktur sangat penting. Dia juga mengapresiasi PT. SMI yang telah mengembangkan alternatif pembiayaan pembangunan seperti Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), Pembiayaan Investasi Non-Anggaran Pemerintah (PINA), dan lainnya.

"Gerakan kita semuanya adalah ingin membangun semangat, memerangi sikap kita untuk selalu mencari alasan bahwa ini tidak bisa dan terlalu sulit," katanya.

Pewarta oleh Indra Arief Pribadi