Sydney (ANTARA) - Harga minyak turun di perdagangan Asia pada Kamis pagi, memperpanjang kerugian ke dalam sesi kedua berturut-turut, setelah data yang dipantau secara luas menunjukkan peningkatan mengejutkan pada persediaan minyak mentah Amerika Serikat.

Minyak mentah berjangka internasional Brent berada di 67,63 dolar AS per barel pada pukul 00.45 GMT (07.45 WIB), turun 20 sen AS atau 0,3 persen, dari penutupan terakhir mereka. Brent ditutup turun 0,2 persen pada perdagangan reguler Rabu (27/3).

Sementara itu, minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di 59,18 dolar AS per barel, turun 23 sen AS atau 0,4 persen, dari penyelesaian terakhir mereka. WTI turun 0,9 persen pada perdagangan reguler Rabu (27/3).

Harga-harga minyak berada di bawah tekanan dari kenaikan persediaan AS, meskipun analis menunjuk dukungan dari upaya oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu tidak terafiliasi seperti Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, untuk memangkas produksi mereka.

"Penurunan hari ini tidak menggagalkan argumen bullish jangka pendek bahwa baik penurunan produksi OPEC+ maupun penghentian layanan pasokan akan melebihi kekhawatiran pertumbuhan global dan peningkatan produksi AS," kata Edward Moya, analis pasar senior OANDA.

Persediaan minyak mentah AS naik pekan lalu sebesar 2,8 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis untuk penurunan 1,2 juta barel, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan.

Ekspor minyak mentah turun 506.000 barel per hari, kata EIA.

Menawarkan dukungan untuk harga, produksi minyak dari Rusia, sekutu non-anggota OPEC terbesar, rata-rata 11,30 juta barel per hari sejauh ini pada Maret, sebuah sumber mengatakan, dibandingkan dengan 11,34 juta barel per hari pada bulan sebelumnya.

Baca juga: Harga minyak turun setelah persediaan AS secara mengejutkan meningkat
Baca juga: Pedagang terkemuka dunia perkirakan harga minyak bertahan 60-an dolar