Jakarta (ANTARA) - Sebastian Vettel mengincar gelar juara ketiga kali berturut-turut di GP Bahrain pada Minggu setelah mendapati mobil Ferrari SF90 yang ia kendarai tak memiliki kecepatan di seri pembuka Formula 1 di Australia.

Menuai hasil positif di tes pramusim, pebalap asal Jerman dan rekan satu timnya Charles Leclerc finis keempat dan kelima di Melbourne, dengan selisih waktu hampir satu menit dari juara GP Australia, Valtteri Bottas yang dominan dengan mobil Mercedesnya.

Ferrari kini berharap desain yang lebih tradisional trek sepanjang 5,4 km di Sirkuit Sakhir bisa membantu mereka membuka potensi penuh mobil SF90.

"Di Bahrain, setiap kesalahan dibayar dengan waktu. Oleh karena itu kalian harus sangat berhati-hati ketika menyalip, tunggu kesalahan kecil pebalap di depan dan coba untuk melewatinya. Titik ideal untuk menyerang? Tikungan 1 dan tikungan 14, setelah dua lintasan lurus panjang," kata Vettel, yang sudah empat kali meraih trofi juara di Bahrain, dalam akun Twitternya.
Baca juga: Mercedes antisipasi pertarungan ketat di GP Bahrain
Baca juga: Ferrari: traksi dan pengereman faktor kunci di GP Bahrain

Tim yang bermarkas di Maranello, Italia itu menjadi tim tersukses di Bahrain dengan mengantongi enam kemenangan.

Trofi juara pertama diraih Michael Schumacer pada balapan perdana di sirkuit itu pada 2004.

Kemudian Felipe Massa berjaya di Sakhir pada 2007 dan 2008. Dua musim kemudian, pada 2010, giliran Fernando Alonso yang meraih podium bersama tim berjuluk Kuda Jingkrak itu di sana.

Sebastian Vettel, yang mengincar gelar juara dunia kelima, menjadi juara bertahan di Sakhir setelah mengantongi dua trofi juara di dua musim terakhir bersama Ferrari dan dua kali ketika masih membalap untuk Red Bull Racing pada 2012 dan 2013.

"Di Bahrain, kami berharap bisa melihat dampak dari koreksi yang kami buat," kata kepala tim Scuderia Ferrari Mattia Binotto seperti dikutip Reuters, Rabu.

"Kami menyadari bahwa kompetitor kami sekali lagi akan sangat kuat. Dengan mempertimbangkan hal itu, kami bersemangat untuk kembali ke trek dan menghadapi mereka," kata Binotto, yang menggantikan Maurizio Arrivabene sebelum awal musim ini.

Mercedes meraih poin penuh setelah finis 1-2 di seri pembuka, GP Australia, dengan margin waktu yang cukup lebar dari para pesaing terdekatnya.

Kepala tim Mercedes AMG F1 Toto Wolff akan mewaspadai pertarungan ketat dengan rival mereka, Ferrari dan Red Bull, di balapan GP Bahrain akhir pekan nanti.

"Tapi pertarungan baru saja dimulai, Ferrari akan mencoba semua yang bisa mereka lakukan untuk kembali dan Melbourne menunjukkan bahwa Red Bull memiliki sesuatu yang diandalkan dalam pertarungan juga," demikian Wolff seperti dikutip laman resmi Mercedes AMG F1 pada Selasa.

Baca juga: Verstappen persembahkan podium pertama bagi Honda
Baca juga: Bos tim Red Bull sebut Hamilton takut dengan Verstappen

Valtteri Bottas mengunci kemenangan pertama bagi Mercedes musim ini, diikuti rekan satu timnya Lewis Hamilton di peringkat dua.

Rival terdekat tim berjuluk Silver Arrow di Melbourne adalah Max Verstappen, yang tampil impresif dengan mobil Red Bull RB15 bermesin Honda untuk podium ketiga setelah finis dengan margin 22,520 detik dari sang juara.

Red Bull memiliki dua trofi juara di Sirkuit Sakhir yang diperoleh pada 2012 dan 2013, kala itu Vettel masih membalap untuk tim yang masih menggunakan mesin Renault itu.

Pierre Gasly, sekarang menjadi rekan satu tim Verstappen, finis keempat dengan mobil Toro Rosso bermesin Honda di Bahrain pada tahun lalu. Pebalap asal Prancis itu tentunya berharap hasil yang lebih baik di balapan musim ini.

"Kami telah melihat potensi paket Ferrari di Barcelona, jadi kami kira mereka akan bangkit di Bahrain, dengan Red Bull juga tentunya," kata Wolff.

Sedangkan Mercedes menjadi juara di sirkuit sepanjang 5,412 km yang berada di tengah gurun itu pada 2014 dan 2015 lewat Lewis Hamilton dan tahun 2016 lewat Nico Rosberg.

Wolff mengungkapkan bahwa balapan di Bahrain memiliki sejumlah tantangan yang unik karena setiap sesi digelar dengan kondisi yang berbeda.

Sesi latihan bebas FP1 dan FP3 digelar pada siang hari di mana kondisi udara dan trek bisa sangat panas. Sedangkan FP2, kualifikasi dan balapan digelar pada sore hari yang memiliki temperatur lebih rendah.

"Perubahan temperatur ini menambah kerumitan ketika melakukan set-up mobil dan menemukan konfigurasi yang tepat yang bisa diandalkan untuk setiap sesi," kata Wolff.

Dominan di seri pembuka, Wolff menolak untuk jemawa. "Setelah tes di Barcelona, kami merasa jika kami adalah penantang. Apa pun hasilnya di Melbourne, pola pikir kami belum berubah sedari itu."

"Satu balapan tidak mencerminkan patokan urutan hingga akhir musim. Kami harus mengeluarkan setiap potensi dari paket kami dan terus bekerja untuk memperbaiki mobil setiap pekannya agar kompetitif," kata Wolff.

GP Bahrain akan diawali dengan sesi latihan bebas pada Jumat dan kualifikasi di hari berikutnya. Balapan akan digelar pada Minggu malam pukul 22.10 WIB.

Di Sirkuit Sakhir pula putra dari juara dunia tujuh kali Michael Schumacher, Mick Schumacher dijadwalkan akan menjalani tes bersama Ferrari dan Alfa Romeo usai GP Bahrain.


Baca juga: Vettel akui Ferrari tak punya kecepatan di GP Australia
Baca juga: Mick Schumacher akan tes mobil Ferrari dan Alfa Romeo di Bahrain
Baca juga: Vettel kalahkan dua Mercedes untuk juarai GP F1 Bahrain