Menkeu harapkan kehadiran LPEI bantu diversifikasi ekspor
27 Maret 2019 20:48 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan keterangan pada wartawan usai menyaksikan penandatanganan perjanjian Kredit Modal Kerja Ekspor (KMKE) antara Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk di Kantor LPEI, Jakarta, Rabu (27/3/2019). (ANTARA/Citro Atmoko)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengharapkan kehadiran Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank dapat membantu diversifikasi ekspor Indonesia ke pasar internasional sehingga semakin memiliki daya tahan ketika ada gejolak global.
"Saya harap LPEI merupakan instrumen yang bisa digunakan untuk makin mendiversifikasi ekspor Indonesia sehingga kita tidak hanya tergantung pada "a few commodity", "a few market", yang kemudian akan buat ekonomi kita menjadi "vulnerable"," ujar Sri Mulyani usai menyaksikan penandatanganan perjanjian Kredit Modal Kerja Ekspor (KMKE) antara LPEI atau Indonesia Eximbank dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk di Kantor LPEI, Jakarta, Rabu.
LPEI memberikan pembiayaan berupa KMKE senilai Rp187,7 miliar kepada WIKA untuk proyek pembangunan perumahan bersubsidi di Aljazair. WIKA sendiri mendapatkan kepercayaan dari pemerintah Aljazair untuk proyek pembangunan 1.700 rumah bersubsidi (logement) di Baraki dan El-Harrach wilayah Algier dan juga 2.250 unit di Ain Defla dan Khemis Miliana wilayah Blida.
Sri Mulyani mengatakan, pembangunan perumahan di Aljazair oleh kontraktor Indonesia merupakan salah satu bentuk misi untuk mengekspor jasa untuk negara-negara yang dianggap non tradisional atau "non traditional market", termasuk Aljazair di mana neraca perdagangan Indonesia dengan negara tersebut masih negatif.
"Aljazair adalah negara pengekspor minyak dan gas yang termasuk cukup penting di dunia, kita mengimpor dari Aljazair. Sehingga dengan adanya kegiatan ekspor jasa, termasuk konstruksi ini, akan bisa mengurangi defisit transaksi perdagangan antara Indonesia dengan Aljazair," katanya.
Pembiayaan ekspor yang diberikan LPEI kepada WIKA sendiri melalui skema penugasan khusus ekspor atau National Interest Account (NIA) yang memang diharapkan membantu peningkatan volume nilai ekspor Indonesia. Wanita yang akrab dipanggil Ani itu juga berharap melalui skema NIA tersebut dapat meningkatkan daya saing perusahaan-perusahaan di Indonesia di pasar internasional.
"Seperti yang disampaikan WIKA, mereka akan memiliki percaya diri yang lebih untuk masuk dan mengikuti proses "bidding" internasional. Di Aljazair ini mereka memenangkan "bidding" mengalahkan kontraktor dari Turki. Ini merupakan suatu prestasi yang cukup baik. Saya harap perusahaan di Indonesia semakin meningkatkan kemampuan untuk hadir di pasar internasional dan kita akan mendukungnya," ujar Ani, panggilan akrab Sri Mulyani.
Keputusan Menteri Keuangan No.787/KMK.08/2017 memang memberikan mandat kepada LPEI untuk menyalurkan fasilitas ekspor dalam bentuk pembiayaan, penjaminan dan asuransi untuk mendorong ekspor ke negara kawasan Afrika.
Fasilitas ekspor yang disediakan oleh LPEI untuk mendukung program pemerintah dalam mendorong ekspor ke negara kawasan Afrika menggunakan skema NIA karena ekspor ke negara pasar non tradisional (non-traditional market) secara komersial kurang layak dan berisiko dalam pembiayaan serta memiliki tingkat risiko politik yang tinggi.
Baca juga: Bantu peningkatan ekspor, LPEI dukung WIKA garap perumahan di Aljazair
Baca juga: Pemerintah dorong industri strategis melalui penugasan khusus ekspor
Baca juga: Eximbank bidik pembiayaan ekspor tembus Rp105,1 triliun
"Saya harap LPEI merupakan instrumen yang bisa digunakan untuk makin mendiversifikasi ekspor Indonesia sehingga kita tidak hanya tergantung pada "a few commodity", "a few market", yang kemudian akan buat ekonomi kita menjadi "vulnerable"," ujar Sri Mulyani usai menyaksikan penandatanganan perjanjian Kredit Modal Kerja Ekspor (KMKE) antara LPEI atau Indonesia Eximbank dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk di Kantor LPEI, Jakarta, Rabu.
LPEI memberikan pembiayaan berupa KMKE senilai Rp187,7 miliar kepada WIKA untuk proyek pembangunan perumahan bersubsidi di Aljazair. WIKA sendiri mendapatkan kepercayaan dari pemerintah Aljazair untuk proyek pembangunan 1.700 rumah bersubsidi (logement) di Baraki dan El-Harrach wilayah Algier dan juga 2.250 unit di Ain Defla dan Khemis Miliana wilayah Blida.
Sri Mulyani mengatakan, pembangunan perumahan di Aljazair oleh kontraktor Indonesia merupakan salah satu bentuk misi untuk mengekspor jasa untuk negara-negara yang dianggap non tradisional atau "non traditional market", termasuk Aljazair di mana neraca perdagangan Indonesia dengan negara tersebut masih negatif.
"Aljazair adalah negara pengekspor minyak dan gas yang termasuk cukup penting di dunia, kita mengimpor dari Aljazair. Sehingga dengan adanya kegiatan ekspor jasa, termasuk konstruksi ini, akan bisa mengurangi defisit transaksi perdagangan antara Indonesia dengan Aljazair," katanya.
Pembiayaan ekspor yang diberikan LPEI kepada WIKA sendiri melalui skema penugasan khusus ekspor atau National Interest Account (NIA) yang memang diharapkan membantu peningkatan volume nilai ekspor Indonesia. Wanita yang akrab dipanggil Ani itu juga berharap melalui skema NIA tersebut dapat meningkatkan daya saing perusahaan-perusahaan di Indonesia di pasar internasional.
"Seperti yang disampaikan WIKA, mereka akan memiliki percaya diri yang lebih untuk masuk dan mengikuti proses "bidding" internasional. Di Aljazair ini mereka memenangkan "bidding" mengalahkan kontraktor dari Turki. Ini merupakan suatu prestasi yang cukup baik. Saya harap perusahaan di Indonesia semakin meningkatkan kemampuan untuk hadir di pasar internasional dan kita akan mendukungnya," ujar Ani, panggilan akrab Sri Mulyani.
Keputusan Menteri Keuangan No.787/KMK.08/2017 memang memberikan mandat kepada LPEI untuk menyalurkan fasilitas ekspor dalam bentuk pembiayaan, penjaminan dan asuransi untuk mendorong ekspor ke negara kawasan Afrika.
Fasilitas ekspor yang disediakan oleh LPEI untuk mendukung program pemerintah dalam mendorong ekspor ke negara kawasan Afrika menggunakan skema NIA karena ekspor ke negara pasar non tradisional (non-traditional market) secara komersial kurang layak dan berisiko dalam pembiayaan serta memiliki tingkat risiko politik yang tinggi.
Baca juga: Bantu peningkatan ekspor, LPEI dukung WIKA garap perumahan di Aljazair
Baca juga: Pemerintah dorong industri strategis melalui penugasan khusus ekspor
Baca juga: Eximbank bidik pembiayaan ekspor tembus Rp105,1 triliun
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019
Tags: