Jakarta (ANTARA News) -- Hadirnya moda transportasi Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta dinilai akan meningkatkan harga properti yang berada di sekitar rel. Membentang sepanjang 16 kilometer, dimana 10 kilometernya merupakan jalur layang, dan menghubungkan kawasan Bunderan HI, Jakarta Pusat hingga Lebak Bulus, Jakarta Selatan, keberadaan MRT akan efektif dalam menstimulasi potensi investasi diantara kedua kawasan tersebut.

Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatkan, terealisasinya MRT Jakarta fase 1 akan mendongkrak harga properti karena meningkatkan konektivitas, akses masyarakat, dan memangkas waktu perjalanan.

"Harga tanah dan aset properti di sekitar wilayah Jalan Thamrin, Sudirman, Blok M, Fatmawati dan TB Simatupang yang dilalui jalur MRT ini akan terdongrak. Sedangkan wilayah sekitar Lebak Bulus dan TB Simatupang bisa menjadi kawasan pusat niaga baru di Jakarta Selatan,” ujarnya.

Perkembangan properti di Jakarta Selatan juga tak lepas dari faktor perkembangan properti di ruas jalan TB Simatupang, yang berubah menjadi kawasan bisnis baru. Kemunculan gedung-gedung perkantoran baru diimbangi dengan munculnya hunian-hunian baru, khususnya apartemen.

Menurut Marine, kehadiran MRT Jakarta juga bisa mendorong masyarakat yang selama ini tinggal di pinggiran Jakarta untuk kembali tinggal di tengah kota. Apalagi, menurut data Diskominfo DKI Jakarta, kepadatan penduduk di kelurahan-kelurahan yang memiliki stasiun MRT rata-rata kurang dari setengah dari kepadatan per kelurahan di DKI Jakarta yaitu 22.483 jiwa/km.

"Hal ini bisa dijadikan agenda pemerintah untuk melakukan pemerataan kepadatan penduduk ke wilayah yang kepadatannya masih rendah dan dekat dengan stasiun MRT," tambahnya.