Jakarta (ANTARA) - Direktur Komponen Pendukung Ditjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan RI Tristan Soemardjono menilai dibutuhkan sinkronisasi terkait kebutuhan sarana dan prasarana Komponen Pendukung (Komduk) TNI Angkatan Darat (AD).

"Kami ingin sinkronkan kebutuhan apa yang dibutuhkan untuk matra yang berkaitan dengan sarana dan prasarana yang dibangun TNI AD," kata Tristan dalam "Focus Group Discussion" (FGD), di Jakarta, Rabu.

Dia menjelaskan, pihaknya telah menyusun data base untuk komponen pendukung di seluruh Indonesia terkait Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya Alam (SDA), dan Sarana-Prasarana.

Tristan mengatakan untuk sarana-prasarana, berkaitan dengan anggaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

"Dalam perkembangan dan dinamikanya ada satu hal yang terlewatkan yaitu menyangkut pertahanan negara. Dalam dinamika pembangunan tadi lebih diutamakan perekonomian dan kecil untuk kepentingan negara," ujarnya.

Dia mencontohkan di tahun 1978-1979, dibangun Tol Jagorawi (Jakarta, Bogor, dan Ciawi), itu sebagai bentuk kesadaran bagaimana menyediakan ruas jalan apabila Landasan Halim Perdanakusuma hancur.

Menurut dia, pembangunan sarana dan prasarana harus memikirkan apakah jalan mampu untuk dilewati kendaraan tempur TNI.

"Misalnya apakah jalan dan jembatan bisa dilalui Tank Leopard yang dimiliki TNI. Karena itu, forum ini untuk mendiskusikan dan mengoordinasikan apa yang dibutuhkan," katanya.

Kemhan menggelar FGD terkait sarana dan prasarana Komduk TNI AD di Wisma Kemhan, Jakarta.

Sarana dan prasarana nasional komponen pendukung meliputi transportasi darat, kesehatan, alat informasi dan telekomunikasi, pendidikan dan pelatihan, pembangkit tenaga listrik, pemeliharaan maupun perbaikan dan industri nasional.