API dorong pemerintah susun UU Ketahanan Sandang
26 Maret 2019 17:30 WIB
Andy Do (kanan) dengan Director and Head of Market Intelligence Inside Fashion Group Jane Singer pada seminar di Alila (Foto: Aris Wasita)
Solo (ANTARA) -
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mendorong pemerintah segera menyusun Undang-Undang (UU) Ketahanan Sandang, salah satunya untuk memastikan kecukupan bahan baku di dalam negeri.
"Indonesia membutuhkan kain katun 1,8 juta ton/tahun, sedangkan kapasitas produksi kita baru 1,3 juta ton/tahun," kata Perwakilan Bidang Kompartemen Lingkungan Hidup Pengurus Nasional API Harrison Silaen usai seminar tentang Keuntungan Produk Tekstil Kapas AS dan Tren Mode Masa Depan di Pasar Global di Hotel Alila Surakarta, Jawa Tengah, Selasa.
Untuk bahan lain seperti polyester, dikatakannya, Indonesia membutuhkan 2,3 juta ton/tahun dan hingga saat ini baru bisa memproduksi 1,6 juta ton/tahun.
Oleh karena itu, dengan hadirnya Cotton USA di Indonesia, pihaknya berharap akan meningkatkan kualitas dan harga produk Indonesia di pasar global.
"Dengan demikian, kualitas ekspor tekstil Indonesia bisa ikut bersaing di pasar asing. Apalagi sampai saat ini permintaan produk garmen dari Indonesia masih lebih kuat jika dibandingkan dengan kain lembaran," katanya.
Ia berharap dengan keberadaan Cotton USA di Indonesia dapat mendorong volume ekspor tekstil dari Indonesia ke negara lain mengingat pada tahun lalu realisasi nilai ekspor belum sesuai target yang diharapkan.
"Dari target ekspor senilai 15 miliar dolar AS, sepanjang tahun lalu hanya terealisasi 13,2 miliar dolar AS. Untuk tahun ini kami kembali menargetkan sebesar 15 miliar dolar AS," katanya.
Sementara itu, Program Representative Cotton Council Indonesia (CCI) Andy Do mengatakan melalui merek dagang Cotton USA bertujuan menginspirasi para pelaku usaha tekstil agar terus menggali berbagai peluang dan mengenalkan inovasi baru yang berhubungan dengan kapas AS.
"Kami berkomitmen mendampingi para pelaku industri manufaktur dalam memahami tren fashion, penggunaan teknologi terbaru, dan keunggulan penggunaan kapas Amerika untuk menciptakan peluang baru dan manfaat lain bagi para pengusaha industri tekstil Indonesia," katanya.
Ia mengatakan pada proses produksi teksil yang diharapkan adalah warna yang cerah, hasil cetak yang bagus, serta bahan yang nyaman.
"Dalam hal ini kapas Amerika bisa menghasilkan produksi dengan kualitas tersebut," katanya.***1***
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mendorong pemerintah segera menyusun Undang-Undang (UU) Ketahanan Sandang, salah satunya untuk memastikan kecukupan bahan baku di dalam negeri.
"Indonesia membutuhkan kain katun 1,8 juta ton/tahun, sedangkan kapasitas produksi kita baru 1,3 juta ton/tahun," kata Perwakilan Bidang Kompartemen Lingkungan Hidup Pengurus Nasional API Harrison Silaen usai seminar tentang Keuntungan Produk Tekstil Kapas AS dan Tren Mode Masa Depan di Pasar Global di Hotel Alila Surakarta, Jawa Tengah, Selasa.
Untuk bahan lain seperti polyester, dikatakannya, Indonesia membutuhkan 2,3 juta ton/tahun dan hingga saat ini baru bisa memproduksi 1,6 juta ton/tahun.
Oleh karena itu, dengan hadirnya Cotton USA di Indonesia, pihaknya berharap akan meningkatkan kualitas dan harga produk Indonesia di pasar global.
"Dengan demikian, kualitas ekspor tekstil Indonesia bisa ikut bersaing di pasar asing. Apalagi sampai saat ini permintaan produk garmen dari Indonesia masih lebih kuat jika dibandingkan dengan kain lembaran," katanya.
Ia berharap dengan keberadaan Cotton USA di Indonesia dapat mendorong volume ekspor tekstil dari Indonesia ke negara lain mengingat pada tahun lalu realisasi nilai ekspor belum sesuai target yang diharapkan.
"Dari target ekspor senilai 15 miliar dolar AS, sepanjang tahun lalu hanya terealisasi 13,2 miliar dolar AS. Untuk tahun ini kami kembali menargetkan sebesar 15 miliar dolar AS," katanya.
Sementara itu, Program Representative Cotton Council Indonesia (CCI) Andy Do mengatakan melalui merek dagang Cotton USA bertujuan menginspirasi para pelaku usaha tekstil agar terus menggali berbagai peluang dan mengenalkan inovasi baru yang berhubungan dengan kapas AS.
"Kami berkomitmen mendampingi para pelaku industri manufaktur dalam memahami tren fashion, penggunaan teknologi terbaru, dan keunggulan penggunaan kapas Amerika untuk menciptakan peluang baru dan manfaat lain bagi para pengusaha industri tekstil Indonesia," katanya.
Ia mengatakan pada proses produksi teksil yang diharapkan adalah warna yang cerah, hasil cetak yang bagus, serta bahan yang nyaman.
"Dalam hal ini kapas Amerika bisa menghasilkan produksi dengan kualitas tersebut," katanya.***1***
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: