Jakarta (ANTARA) - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menilai mobilisasi massa atau arak-arakan massa dalam kampanye terbuka pada Pemilihan Presiden 2019 tidak efektif untuk menggaet "swing voters" (pemilih mengambang) yang mencapai 11 hingga 17 persen.
"Metode yang efektif gaet 'swing voters' adalah dengan kampanye 'door to door'," kata Adi usai menjadi pembicara diskusi publik INDO Survey & Strategy (ISS) bertema "Analisis Hasil Survei : Mengapa Bisa Beda?" di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, kampanye terbuka ini merupakan suatu instrumen yang bisa dikatagorisasi oleh masing-masing kandidat untuk menambah elektoral, terutama menangkap "swing voters".
Ia mengatakan,kampanye terbuka yang diisi dengan pengerahan massa sebesar-besarnya di tempat keramaian tidak akan terlalu efektif untuk mendongkrak elektoral karena kampanye terbuka dengan arak-arakan hanya akan diikuti oleh pemilih loyal.
"Kampanye terbuka dengan pengerahan massa tidak efektif karena dalam prakteknya yang mau arak-arakan, kumpul di massa ini adalah loyal voters, massa fanatik yang memang iman politiknya kuat," katanya.
Ia mengingatkan, dalam upaya merebut hati kelompok pemilih mengambang yang jumlahnya bisa mempengaruhi perolehan suara Pemilu, kampanye terbuka melalui kunjungan "door to door" atau dari pintu ke pintu akan lebih efektif daripada pengerahan massa.
"Swing voter menunggu di rumah untuk didatangi kandidat ataupun didatangi tim sukses untuk dijelaskan untuk visi dan misi tentang apa yang akan dilakukan oleh kedua kandidat. Oleh sebab itu selain arak-arakan massa dan panggung terbuka, tentu kampanye door to door menjadi penting untuk menggaet swing voter," ujarnya.
Ia menambahkan, kampanye terbuka dengan mendatangi pintu ke pintu penting karena dalam kampanye tersebut ada "direct selling" atau hubungan langsung dari kandidat untuk diperkenalkan secara langsung dan mengajak rakyat menjadi bagian dari politik dan bukan hanya sebagai objek.
Mobilisasi massa tak efektif gaet "swing voters"
26 Maret 2019 17:29 WIB
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno. (Foto: Syaiful Hakim)
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019
Tags: