New York (ANTARA) - Harga minyak bervariasi pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) setelah bergerak fluktuatif sepanjang sesi, karena para pelaku pasar terus bergulat dengan kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei turun 0,22 dolar AS, menjadi menetap pada 58,82 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara patokan internasional, minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei naik 0,18 dolar AS menjadi ditutup pada 67,21 dolar per barel di London ICE Futures Exchange.

Kekhawatiran atas perlambatan ekonomi global dipicu pada Jumat (22/3) setelah apa yang disebut kurva imbal hasil terbalik untuk pertama kalinya terjadi dalam lebih dari satu dekade dan sentimen suram bertahan hingga Senin (25/3). Kurva imbal hasil terbalik muncul lagi pada Senin (25/3).

Kurva imbal hasil terbalik terjadi ketika suku bunga jangka pendek melampaui suku bunga jangka panjangnya, yang dianggap sebagai indikator penting dari kemungkinan resesi ekonomi.

Investor khawatir bahwa perlambatan ekonomi global akan berdampak pada permintaan bahan bakar, para ahli mencatat. Sementara itu, harga minyak mentah mendapat dukungan dari pemangkasan pasokan oleh produsen-produsen minyak utama.

Desember lalu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen minyak utama lainnya termasuk Rusia, yang dikenal dengan sebutan OPEC+, berjanji untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari guna menopang harga, efektif mulai Januari tahun ini. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.

Baca juga: Analis: IHSG terkoreksi seiring melemahnya bursa Asia

Baca juga: Analis: Rupiah melemah dipicu kekhawatiran potensi resesi AS