Laporan dari Xinjiang
Mabes Polri-Ormas Islam studi banding ke Xinjiang-Beijing
25 Maret 2019 18:50 WIB
Para delegasi Indonesia yang terdiri dari jajaran Mabes Polri, ormas Islam, dan lembaga pendidikan Islam berfoto bersama dengan Dubes RI untuk China Djauhari Oratmangun di depan Wisma Duta KBRI Beijing, Senin (25/3), setelah mengunjungi Xinjiang. (M. Irfan Ilmie)
Beijing (ANTARA) - Jajaran Markas Besar Kepolisian RI bersama ormas Islam dan lembaga pendidikan Islam melakukan studi banding mengenai toleransi kehidupan sosial dan kebangsaan di Xinjiang dan Beijing, China.
"Kami ingin melakukan pendalaman, khususnya tentang Uighur. Nanti dilanjutkan ke Beijing. Bagaimana komunitas Islam di China ini bisa berkembang," kata Direktur Keamanan Negara Badan Intelijen Keamanan Mabes Polri, Brigjen Pol Djoko Mulyono, di Wisma Duta KBRI Beijing, Senin.
Saat memimpin delegasi Indonesia menemui Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun itu, dia menyampaikan beberapa kesan setelah mengunjungi Kota Kashgar, Daerah Otonomi Xinjiang, Sabtu (23/3) hingga Minggu (24/3).
"Di situ kami juga langsung ke kamp pelatihan penduduk yang kurang mampu dan diindikasikan terpapar radikalisme," kata jenderal polisi bintang satu itu.
Menurut dia, program pendidikan dan pelatihan itu bisa membawa perkembangan di Kashgar dan lebih menyejahterakan masyarakat.
"Penanggulangan ekstremismenya lebih rapi," komentarnya setelah mengunjungi Kashgar dan Urumqi, Ibu Kota Xinjiang, bersama 34 anggota delegasi yang terdiri atas 11 jajaran Mabes Polri dan 23 ormas dan lembaga pendidikan Islam di Indonesia itu.
Selanjutnya delegasi melakukan pertemuan dengan beberapa tokoh Islam di Beijing dan para pelajar Indonesia di Ibu Kota China itu hingga Rabu (27/3).
Menanggapi hal itu, Dubes RI untuk China, Djauhari berujar, " Kalau sudah melihat, pasti mempunyai persepsi sendiri-sendiri mengenai hal-hal yang ada di sana."
Kemudian dia mengemukakan bahwa hubungan bilateral Indonesia dengan China terus mengalami perkembangan.
"Sekarang ini Indonesia dengan China menjalin kemitraan strategis yang luas Kalau dulu mungkin hanya teman biasa, sekarang sudah menjadi sahabat," ujarnya.
Beberapa ormas Islam yang ikut dalam rombongan itu di antaranya unsur Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Forum Umat Islam, Dewan Masjid Indonesia, dan beberapa lembaga pendidikan Islam serta pondok pesantren.
Berdasarkan catatan Antara, pada awal tahun ini sudah ada dua gelombang ormas Islam Indonesia yang mengunjungi Xinjiang.
Dewasa ini Xinjiang menjadi sorotan dunia internasional atas dugaan pelanggaran HAM terkait pusat pendidikan dan pelatihan.
Namun Beijing berdalih bahwa pusat pendidikan vokasi itu sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi masyarakat Xinjiang yang mayoritas beretnis Uighur itu.
Selain dari Indonesia, beberapa delegasi dan media asing dari Asia, Timur Tengah, dan Eropa juga sudah mendatangi langsung kamp-kamp pendidikan vokasi di Xinjiang.
Baca juga: Beijing undang diplomat EU kunjungi Xinjiang
Baca juga: Pertemuan pimpinan parlemen China-Indonesia singgung isu Uighur
"Kami ingin melakukan pendalaman, khususnya tentang Uighur. Nanti dilanjutkan ke Beijing. Bagaimana komunitas Islam di China ini bisa berkembang," kata Direktur Keamanan Negara Badan Intelijen Keamanan Mabes Polri, Brigjen Pol Djoko Mulyono, di Wisma Duta KBRI Beijing, Senin.
Saat memimpin delegasi Indonesia menemui Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun itu, dia menyampaikan beberapa kesan setelah mengunjungi Kota Kashgar, Daerah Otonomi Xinjiang, Sabtu (23/3) hingga Minggu (24/3).
"Di situ kami juga langsung ke kamp pelatihan penduduk yang kurang mampu dan diindikasikan terpapar radikalisme," kata jenderal polisi bintang satu itu.
Menurut dia, program pendidikan dan pelatihan itu bisa membawa perkembangan di Kashgar dan lebih menyejahterakan masyarakat.
"Penanggulangan ekstremismenya lebih rapi," komentarnya setelah mengunjungi Kashgar dan Urumqi, Ibu Kota Xinjiang, bersama 34 anggota delegasi yang terdiri atas 11 jajaran Mabes Polri dan 23 ormas dan lembaga pendidikan Islam di Indonesia itu.
Selanjutnya delegasi melakukan pertemuan dengan beberapa tokoh Islam di Beijing dan para pelajar Indonesia di Ibu Kota China itu hingga Rabu (27/3).
Menanggapi hal itu, Dubes RI untuk China, Djauhari berujar, " Kalau sudah melihat, pasti mempunyai persepsi sendiri-sendiri mengenai hal-hal yang ada di sana."
Kemudian dia mengemukakan bahwa hubungan bilateral Indonesia dengan China terus mengalami perkembangan.
"Sekarang ini Indonesia dengan China menjalin kemitraan strategis yang luas Kalau dulu mungkin hanya teman biasa, sekarang sudah menjadi sahabat," ujarnya.
Beberapa ormas Islam yang ikut dalam rombongan itu di antaranya unsur Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Forum Umat Islam, Dewan Masjid Indonesia, dan beberapa lembaga pendidikan Islam serta pondok pesantren.
Berdasarkan catatan Antara, pada awal tahun ini sudah ada dua gelombang ormas Islam Indonesia yang mengunjungi Xinjiang.
Dewasa ini Xinjiang menjadi sorotan dunia internasional atas dugaan pelanggaran HAM terkait pusat pendidikan dan pelatihan.
Namun Beijing berdalih bahwa pusat pendidikan vokasi itu sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi masyarakat Xinjiang yang mayoritas beretnis Uighur itu.
Selain dari Indonesia, beberapa delegasi dan media asing dari Asia, Timur Tengah, dan Eropa juga sudah mendatangi langsung kamp-kamp pendidikan vokasi di Xinjiang.
Baca juga: Beijing undang diplomat EU kunjungi Xinjiang
Baca juga: Pertemuan pimpinan parlemen China-Indonesia singgung isu Uighur
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019
Tags: