Presiden Jokowi berharap partisipasi pemilih setinggi-tingginya
23 Maret 2019 19:59 WIB
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Ketua PBNU Said Aqil Siradj (ketiga kiri) menghadiri Silaturahmi Bersama Alim Ulama Memperingati Harlah NU di Pondok Pesantren API ASRI Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (23/3/2019). (ANTARAFOTO/PUSPA PERWITASARI)
Magelang (ANTARA) - Presiden Joko Widodo berharap agar partisipasi pemilih pada Pemilhan Umum 2019 dapat mencapai tingkat setinggi-tingginya.
"Partisipasi pemilih harus setinggi-tingginya, sehingga pesta demokrasi yang menghabiskan dana triliunan rupiah benar-benar bermanfaat bagi kita," kata Presiden Joko Widodo, di Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu.
"Sehingga kita mendapat pemimpin baik presiden, wakil presiden maupun di legislatif yang baik, jangan biarkan satu orang pun golput, kita harus menyadarkan yang mau golput untuk berubah dan mau datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara)," ujar Presiden pula.
Presiden Jokowi menyampaikan harapan itu dalam Silaturahmi Alim Ulama memperingati Harlah Nahdlatul Ulama bersama Presiden RI, di Pondok Pesantren API ASRI Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah.
Hadir juga dalam acara tersebut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, pejabat terkait lain serta para kiai dan santri.
Presiden mengaku selama memerintah 4,5 tahun terakhir tertimpa sejumlah kabar bohong (hoaks) dan fitnah.
"Saya mau ambil alih Freeport itu berat. Negosiasi sampai 4,5 tahun. Banyak ditakuti-takuti, katanya 'Pak kalau Freeport sampai diambil alih, Papua akan bergejolak dan Amerika Serikat akan marah setelah diambil alih, tapi saat saya bertemu dengan Presiden Trump, dia senyum-senyum saja, saya ketemu Obama tidak ditanya apa-apa. Artinya kita ini takut karena ditakut-takuti," ujar Presiden Jokowi lagi.
Presiden mengaku bila ia berpikir terlalu panjang, maka pengambilalihan Freeport pada 2018 belum tentu akan berhasil.
"Kalau saya mikirnya ruwet bisa mundur. Saya hanya mengatakan ke tiga menteri yang saya minta, ini urus, tapi menterinya bertanya 'Pak Presiden benar serius?' Saya sampaikan, 'Sudah jalani saja, risikonya ada di saya'. Kok Presiden takut risiko politik? Ya sudah jalani terus, ditakut-takuti di belakangnya ada penggede ini-ini sudah maju terus, sedikit demi sedikit maju karena sekali mundur tidak akan kejadian," kata Presiden.
Awalnya, bahkan Presiden ragu bahwa isi tambang Freeport sudah habis.
"Ternyata masih ada 2.400 triliun. Berarti belum dihabiskan sama mereka dan masih ada 6 gunung yang belum diapa-apakan masih sangat besar sekali, nanti biar dieksploitasi nanti," ujar Presiden pula.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang akrab disapa Cak Imin mengatakan bahwa para kiai akan bekerja maksimal menjelang Pilpres 2019.
"Insya Allah hari ini konsolidasi terakhir sebelum 20 hari lagi. Alhamdulillah bertepatan ultah NU ke-96 tahun Hijriah sekaligus momentum 1 abad NU, kita siap terima arahan Bapak Presiden. Mudah-mudahan setelah bertemu Pak Presiden yang awalnya pasif menjadi aktif dan progresif. Insya Allah di Jawa Tengah (kemenangan) dari 70 persen jadi 80 persen," kata Cak Imin pula.
"Partisipasi pemilih harus setinggi-tingginya, sehingga pesta demokrasi yang menghabiskan dana triliunan rupiah benar-benar bermanfaat bagi kita," kata Presiden Joko Widodo, di Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu.
"Sehingga kita mendapat pemimpin baik presiden, wakil presiden maupun di legislatif yang baik, jangan biarkan satu orang pun golput, kita harus menyadarkan yang mau golput untuk berubah dan mau datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara)," ujar Presiden pula.
Presiden Jokowi menyampaikan harapan itu dalam Silaturahmi Alim Ulama memperingati Harlah Nahdlatul Ulama bersama Presiden RI, di Pondok Pesantren API ASRI Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah.
Hadir juga dalam acara tersebut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, pejabat terkait lain serta para kiai dan santri.
Presiden mengaku selama memerintah 4,5 tahun terakhir tertimpa sejumlah kabar bohong (hoaks) dan fitnah.
"Saya mau ambil alih Freeport itu berat. Negosiasi sampai 4,5 tahun. Banyak ditakuti-takuti, katanya 'Pak kalau Freeport sampai diambil alih, Papua akan bergejolak dan Amerika Serikat akan marah setelah diambil alih, tapi saat saya bertemu dengan Presiden Trump, dia senyum-senyum saja, saya ketemu Obama tidak ditanya apa-apa. Artinya kita ini takut karena ditakut-takuti," ujar Presiden Jokowi lagi.
Presiden mengaku bila ia berpikir terlalu panjang, maka pengambilalihan Freeport pada 2018 belum tentu akan berhasil.
"Kalau saya mikirnya ruwet bisa mundur. Saya hanya mengatakan ke tiga menteri yang saya minta, ini urus, tapi menterinya bertanya 'Pak Presiden benar serius?' Saya sampaikan, 'Sudah jalani saja, risikonya ada di saya'. Kok Presiden takut risiko politik? Ya sudah jalani terus, ditakut-takuti di belakangnya ada penggede ini-ini sudah maju terus, sedikit demi sedikit maju karena sekali mundur tidak akan kejadian," kata Presiden.
Awalnya, bahkan Presiden ragu bahwa isi tambang Freeport sudah habis.
"Ternyata masih ada 2.400 triliun. Berarti belum dihabiskan sama mereka dan masih ada 6 gunung yang belum diapa-apakan masih sangat besar sekali, nanti biar dieksploitasi nanti," ujar Presiden pula.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang akrab disapa Cak Imin mengatakan bahwa para kiai akan bekerja maksimal menjelang Pilpres 2019.
"Insya Allah hari ini konsolidasi terakhir sebelum 20 hari lagi. Alhamdulillah bertepatan ultah NU ke-96 tahun Hijriah sekaligus momentum 1 abad NU, kita siap terima arahan Bapak Presiden. Mudah-mudahan setelah bertemu Pak Presiden yang awalnya pasif menjadi aktif dan progresif. Insya Allah di Jawa Tengah (kemenangan) dari 70 persen jadi 80 persen," kata Cak Imin pula.
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019
Tags: