Daerah 3T akan dijangkau pembelajaran jarak jauh, kata Menristekdikti
23 Maret 2019 16:30 WIB
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir saat memberikan keterangan kepada pers usai Dies Natalis Universitas Pasundan, Bandung, Sabtu. (Indriani)
Bandung (ANTARA) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akan menjangkau mahasiswa di daerah terdepan, tertinggal dan terpencil (3T).
"Pembelajaran jarak jauh akan menjangkau daerah 3T. Dengan PJJ ini akan memberikan kesempatan pada anak Indonesia untuk meraih pendidikan tinggi tanpa harus keluar dari daerahnya," ujar Menristekdikti usai wisuda Universitas Pasundan di Bandung, Sabtu.
Dia menambahkan dengan adanya PJJ akan menghemat banyak pengeluaran, seperti untuk kos, makan maupun transportasi. Ke depan, dengan PJJ satu dosen tidak lagi mengajar satu kelas mahasiswa tetapi bisa mengajar 1.000 mahasiswa.
"Target kita nantinya, satu dosen untuk 1.000 mahasiswa," tambahnya.
Dengan adanya PJJ tersebut, Nasir berharap akan bisa meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) seperti di negara tetangga. Saat ini APK pendidikan tinggi Indonesia baru pada angka 34,5 persen, sementara Malaysia sebesar 39 persen, Singapura mencapai 78 persen, dan Korea Selatan sebanyak 92 persen.
Menurut Nasir, untuk itu perlu melakukan perubahan dengan PJJ tersebut, sehingga bisa memberikan layanan pendidikan tinggi hingga ke pelosok negeri.
Dalam kesempatan itu, ia menyinggung banyak perguruan tinggi di Tanah Air yang mencapai 4.713 sementara penduduknya hanya 260 juta jiwa. Bandingkan dengan Tiongkok yang jumlah perguruan tingginya sekitar 2.824 dengan jumlah penduduk yang mencapai 1,4 miliar jiwa. Menurut dia, perguruan tinggi di Tiongkok sedikit, tapi mempunyai kualitas kelas dunia.
Untuk itu, dia meminta perguruan tinggi di Tanah Air terutama yang kecil-kecil untuk melakukan merger, untuk meningkatkan kualitas pendidikan di perguruan tinggi tersebut.
Nasir menyebutkan saat ini baru 50 perguruan tinggi yang melakukan merger. Ke depan, dia berharap akan semakin banyak perguruan tinggi yang melakukan merger.
"Harapannya, perguruan tinggi kualitasnya semakin baik dan bisa menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh dengan baik pula," harapnya.
"Pembelajaran jarak jauh akan menjangkau daerah 3T. Dengan PJJ ini akan memberikan kesempatan pada anak Indonesia untuk meraih pendidikan tinggi tanpa harus keluar dari daerahnya," ujar Menristekdikti usai wisuda Universitas Pasundan di Bandung, Sabtu.
Dia menambahkan dengan adanya PJJ akan menghemat banyak pengeluaran, seperti untuk kos, makan maupun transportasi. Ke depan, dengan PJJ satu dosen tidak lagi mengajar satu kelas mahasiswa tetapi bisa mengajar 1.000 mahasiswa.
"Target kita nantinya, satu dosen untuk 1.000 mahasiswa," tambahnya.
Dengan adanya PJJ tersebut, Nasir berharap akan bisa meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) seperti di negara tetangga. Saat ini APK pendidikan tinggi Indonesia baru pada angka 34,5 persen, sementara Malaysia sebesar 39 persen, Singapura mencapai 78 persen, dan Korea Selatan sebanyak 92 persen.
Menurut Nasir, untuk itu perlu melakukan perubahan dengan PJJ tersebut, sehingga bisa memberikan layanan pendidikan tinggi hingga ke pelosok negeri.
Dalam kesempatan itu, ia menyinggung banyak perguruan tinggi di Tanah Air yang mencapai 4.713 sementara penduduknya hanya 260 juta jiwa. Bandingkan dengan Tiongkok yang jumlah perguruan tingginya sekitar 2.824 dengan jumlah penduduk yang mencapai 1,4 miliar jiwa. Menurut dia, perguruan tinggi di Tiongkok sedikit, tapi mempunyai kualitas kelas dunia.
Untuk itu, dia meminta perguruan tinggi di Tanah Air terutama yang kecil-kecil untuk melakukan merger, untuk meningkatkan kualitas pendidikan di perguruan tinggi tersebut.
Nasir menyebutkan saat ini baru 50 perguruan tinggi yang melakukan merger. Ke depan, dia berharap akan semakin banyak perguruan tinggi yang melakukan merger.
"Harapannya, perguruan tinggi kualitasnya semakin baik dan bisa menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh dengan baik pula," harapnya.
Pewarta: Indriani
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019
Tags: