Serdang Bedagai bertekad pulihkan sungai-sungai "sakit"
23 Maret 2019 12:46 WIB
Arsip Foto. Petugas menggunakan perahu karet untuk mengevakuasi warga Kampung Mandailing, Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Senin (18/9/2017), yang kebanjiran luapan air Sungai Bedagai. (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)
Seirampah, Sumatera Utara (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai bertekad memulihkan sungai-sungai yang "sakit" dan mengembalikan fungsinya sebagai habitat ikan dan sumber air bagi warga sekitarnya.
Bupati Serdang Bedagai Soekirman di Seirampah, Sabtu, menekankan pentingnya menjaga sungai dan lingkungan sekitarnya dari sampah dan limbah.
"Tahun 2050 nanti diprediksi jumlah plastik lebih banyak dibandingkan ikan di lautan, hal itu menunjukkan betapa tercemarnya lingkungan kita jika tidak dijaga," katanya.
Ia menuturkan pencemaran sungai telah berdampak pada populasi ikan di perairan. Pada tahun 1970an, menurut dia, ada 23 spesies ikan yang menghuni sungai-sungai di Kabupaten Serdang Bedagai, namun kini tinggal tujuh spesies saja.
Bupati menjelaskan bahwa sebenarnya pemerintah pusat dan daerah sudah menerbitkan peraturan guna menjaga sungai dari kerusakan dan pencemaran. Namun dia mengakui pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan tersebut belum optimal.
"Saya rasa ke depannya perlu diperhatikan lagi tentang pengawasannya, mengingat adanya oknum yang tidak bertanggungjawab dan tidak peduli terhadap masalah lingkungan sungai," katanya.
Bupati Serdang Bedagai Soekirman di Seirampah, Sabtu, menekankan pentingnya menjaga sungai dan lingkungan sekitarnya dari sampah dan limbah.
"Tahun 2050 nanti diprediksi jumlah plastik lebih banyak dibandingkan ikan di lautan, hal itu menunjukkan betapa tercemarnya lingkungan kita jika tidak dijaga," katanya.
Ia menuturkan pencemaran sungai telah berdampak pada populasi ikan di perairan. Pada tahun 1970an, menurut dia, ada 23 spesies ikan yang menghuni sungai-sungai di Kabupaten Serdang Bedagai, namun kini tinggal tujuh spesies saja.
Bupati menjelaskan bahwa sebenarnya pemerintah pusat dan daerah sudah menerbitkan peraturan guna menjaga sungai dari kerusakan dan pencemaran. Namun dia mengakui pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan tersebut belum optimal.
"Saya rasa ke depannya perlu diperhatikan lagi tentang pengawasannya, mengingat adanya oknum yang tidak bertanggungjawab dan tidak peduli terhadap masalah lingkungan sungai," katanya.
Pewarta: Juraidi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019
Tags: