Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian mencatat realisasi kebijakan wajib tanam bawang putih yang dilakukan importir hingga kini mencapai luas 5.934 hektare sejak kebijakan tersebut dijalankan pada 2017.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjenl Hortikultura Kementan Mohammad Ismail Wahab menyebutkan luasan tanam bawang putih tersebut tersebar mulai dari Aceh Tengah, Karo, Solok, Kerinci, Cianjur, Majalengka, Brebes, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, Magelang, Tegal, Karanganyar, Pasuruan, Malang, Kota Batu, Probolinggo, Banyuwangi, Lombok Timur, NTT hingga Minahasa Selatan.

"Kebijakan wajib tanam bawang putih sudah ada sejak tahun 2017 dan tetap berjalan sampai sekarang. Faktanya, banyak importir yang melaksanakan kewajiban tersebut bahkan sudah lunas tanam per 31 Desember 2018," kata Ismail di Jakarta, Jumat.

Ada pun sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38 Tahun 2017 junto 24 Tahun 2018, importir bawang putih wajib menanam 5 persen dari volume yang didapat dari rekomendasi impor (RIPH).

Ismail menegaskan dari sekian banyak importir, ada 25 importir yang mangkir dari kewajiban melaksanakan wajib tanam. Perusahaan tersebut sudah masuk daftar hitam (blacklist) dan tidak mendapatkan rekomendasi impor dari Kementerian Pertanian.

Menurut Ismail, kebijakan wajib tanam bawang putih tidak hanya semata-mata mengejar target swasembada, namun sekaligus menghubungkan importir dengan petani melalui skema kemitraan.

"Dari yang awalnya sentra bawang putih hanya menyisakan Temanggung, Lombok Timur, Tegal, Magelang, Malang dan Karanganyar, sekarang sudah menyebar ke 110 Kabupaten seluruh Indonesia," tuturnya.

Catatan data statistik sementara membukukan kenaikan luas tanam, luas panen serta produksi bawang putih di tahun 2018. Produksi bawang putih mengalami kenaikan, yakni dari 19.510 ton di tahun 2017 menjadi 39.328 ton tahun 2018 atau naik 101,1 persen.

"Luas panen dari semula tak pernah beranjak dari 2.000-an hektare, tahun 2018 lalu setidaknya sudah panen 5.000 hektar atau naik 133 persen," ujarnya.